Lihat ke Halaman Asli

APEC : Sebuah Jembatan

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

PERHELATAN Konferensi Tingkat Tinggi negara-negara kerja sama ekonomi Asia Pasifik (KTT APEC) pada 7-8 Oktober 2013 merupakan pertemuan yang cukup strategis di tengah perlambatan ekonomi dunia seperti saat ini. KTT APEC yang menelan dana sebesar Rp 364 milliar ini diharapkan mampu mengobati persoalan ekonomi dunia khususnya di kawasan Asia Pasifik yang memiliki kontribusi sebesar 54 persen dari PDB Global (Jurnas.com 2013).

Pertemuan APEC diawali dengan APEC CEO Summit yang dihuni oleh para pengusaha dari kawasan Asia Pasifik. Para pengusaha ini bertemu dan membahas mengenai prospek kerjasama multilateral yang bisa dibangun pasca KTT APEC ini. Resolusi dari APEC CEO Summit ini yang kemudian menjadi landasan dialog para pemimpin di 21 negara.

7 Butir Kesepakatan APEC

KTT APEC yang diadakan di Nusa Dua Bali pada 7-8 Oktober 2013 ini mengangkat tema “Resilient Asia Pacific-Engine of Global Growth”. Pada pertemuan KTT APEC yang berlangsung selama 2 hari ini menelurkan 7 butir kesepakatan dari 21 pemimpin negara. 7 kesepakatan ini dibacakan secara langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Isi dari 7 kesepakatan tersebut antara lain pertama keterbukaan, pasar bebas, perdagangan dan investasi terbuka.

Kedua,

daftar 54 komoditas EG List. Permohonan terkait CPO ini sudah ditolak sejak KTT APEC tahun 2012 di Vladivostok, Rusia. Disamping itu, negara-negara APEC juga berupaya untuk melakukan diversifikasi energi agar dapat menjaga kualitas bumi di masa depan.

Keenam,

KTT APEC yang diselenggarakan pada 7-8 Oktober 2013 ini merupakan “jembatan” bagi pertemuan KTM IX WTO pada 3-6 Desember 2013. Pada poin kedua kesepakatan APEC disebutkan bahwa negara-negara APEC akan mendorong persiapan untuk menyongsong KTM IX WTO di bali mendatang. KTT APEC ini adalah pertemuan penting yang sudah diinisiasi sejak tahun 1989 sebelum WTO resmi dibentuk pada tahun 1994 setelah Putaran Uruguay. Beberapa isu yang diangkat dalam KTT APEC memiliki kedekatan dengan isu yang akan diangkat pada KTM IX WTO seperti Agreement on Agriculture (AoA), Development Agenda, dan Trade Facilitation. KTM IX WTO adalah Putaran Doha yang sudah 12 tahun mengalami kemandegan serius dan perlu untuk diselesaikan sesegera mungkin. Direktur Jenderal WTO, Roberto Azevedo juga cukup optimis dengan KTM IX WTO mendatang yang sudah menemukan titik terang dalam negosiasi-negosiasi di 3 isu tersebut.

M.Reza S.Zaki S.H. (@RezaSZaki)

Alumni Fakultas Hukum UGM, Mahasiswa S2 Diplomasi Perdagangan Dunia UGM, Asisten Peneliti Pusat Studi Perdagangan Dunia UGM

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline