Lihat ke Halaman Asli

Kata Hati Vs Logika

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kira-kira pernah nggak kalian dihadapkan pada suatu realita dimana hal itu membuat kalian bingung harus menentukan mana yang terbaik? Bukan yang terbaik untuk saat ini, tapi untuk masa depan. Adakalanya ketika keadaan memaksa kita memilih, berbagai gejolak muncul dalam benak kita. Seolah-olah memaksa kita untuk mengedepankan logika ataukah menuruti kata hati kita. Ketika banyak yang mengatakan “kata hati tak pernah berbohong”, ya memang seolah-olah kata-kata ini merasuk kuat dalam benak kita, sehingga logika yang jelas-jelas sudah matang di depan kita pun terabaikan. Satu yang harus diketahui, kata hati memang tak pernah salah, akan tetapi sudahkah kata hati kita jernih? Adakah ia terkontaminasi dengan nafsu? Jika ia sudah jernih, tulus, ikhlas, itulah yang bisa kita percaya. Tapi ketika ada nafsu sedikit saja yang tengah bersarang di dalamnya, ya sudah tinggalkan saja, karena itu jelas bukan kata hati murni. So, beralihlah pada logika. Tatap keadaan yang ada. Mulailah sedikit demi sedikit mengabaikan kata hati. Bukan untuk membiarkan kata hati mengakar, hanya saja untuk membuktikan bahwa otak kita sudah mampu menetralisir keadaan. Jadi pada intinya, kata hati itu tak pernah berbohong selama ia berada dalam naungan tanpa nafsu yang didukung dengan realita yang ada. Dengan begitu pilihan apapun jangan di dasari kata hati saja, tapi berikan kesempatan pada logika untuk mencerna bahan yang terpikirkan yang kemudian menghasilkan tindakan, dimana tindakan itu disetujui oleh kata hati dan logika. Keep smile... !




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline