Lihat ke Halaman Asli

Tanpa Aku Sadari

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Awalnya aku mengira ini bukanlah sebuah cinta. Dan aku pun masih miris dengan apa yang ku rasakan kini, sungguh lucu rasanya mengenang kembali masa-masa beberapa bulan yang telah berlalu. Saat dimana aku pun tak tahu sama sekali dengan apa yang ku rasakan. Awal aku mengenalmu, terasa biasa saja. Nothing special. Apalagi pada saat itu kamu bersama wanita lain. Kamu sosok yang tidak begitu tampan, tampak masih ke kanak-kanakkan, dan tidak ada bagus-bagusnya di mataku. Maaf mungkin aku terlalur jujur.

Namun itulah kenyataannya, aku bukanlah wanita yang mengalami cinta pada pandangan pertama seperti kebiasaan wanita pada FTV maupun novel-novel remaja, bahkan mau dikatakan aku sedikit ilfeel melihatmu untuk pertama kalinya. Dan bahkan aku tak ingin untuk mengenalmu lebih jauh lagi. Akan tetapi, semua fakta itu terbalik 180 derajat untuk beberapa bulan terakhir ini. Sosokmu yang humoris dan ramah membuatku mulai terbuai.

Pertama-tama aku hanya menganggapmu sebagai seorangg teman, dan kau menganggapku sebagai teman curhat. Tentunya kau masih ingat kan apa yang dulu menjadi topik pertama perbincangan kita. Dan setelah lebih mengenalmu, aku mulai terbiasa memanggilmu kakak. Ya karena memang kau lebih tua setahun dariku. Sapaan itu malah membuatku lebih menghormatimu dan menganggapmuu sebagai seorang kakak yang baru aku temui saat aku dewasa.

Aku semakin dekat denganmu, namun hanya sebatas kakak-adik atau teman curhat. Tidak lebih!!! Suatu ketika, saat aku sedang jalan-jalan bersama menikmati suasana malam di Kota Pekanbaru, kebetulan aku berpasangan denganmu di atas sepedar motor, bisa ku lihat raut kekecewwaan di matamu, karena bukan aku yang kau harapkan menemanimu sepanjang perjalanan di atas sepeda motor. Aku berusaha untuk membuat tidak jenuh dan bosan, basa-basi kuu tanya tentang usahamu waktu itu, dan kau mengatakan kalimat yang sungguh membuatku membencimu setengah mati.

Kata-katamu saat itu tak akan ku lupakan dalam hidupku, aku langsung ilfeel denganmu, dan berniat tak mau lagi mendengar curhatmu. Namun entah rasa apa yang menggoyak hatiku saat itu. Aku seperti terbakar oleh kata-katamu, dan sulit untuk dijelaskan dan betapa bodohnya aku tak menyadrinya pada saat itu. Semenjak malam itu, aku menjaga jarak darimu, dan aku memberikanmu ruang kosong untukmu agar lebih leluasa, hingga sampai suatu hari, entah angin apa yang membawamu pada ide gila itu. Ide gila yang tak bisa ku jelaskan disini. Cuma aku, kau dan seseorang yang bisa dipercaya untuk menjaga rahasia ini.

Namun, aku bersyukur setidak-tidaknya ide gila itu yang menyadarkan aku dan kau tentang apa yang kita rasakan. Hari-hariku diisi denganmu, pekerjaan yang membosankan jadi lebih menyenangkan karena ditemani olehmu. Walaupun cuman lewat, sms, BBM. Sapaan kakak dan adik berubah menjadi "yank". Sapaan yang begitu konyol ditelingaku saat itu. Kau pun tak malu-malu lagi untuk mengombaliku, hingga akhirnya kau menyadari bahwa mulai ada benih cinta itu di hatimu. Dan begitu juga denganku yang mulai cemburu jika kau membahas wanita di masa lalumu.

Pada 15 September, tanggal dimana kau meresmikan hubungan kita dengan sepihak, tanpa mendengar jawaban dariku. Akan tetapi aku pun berniat untuk menemanimu, walau hanya ku jawab dengan senyuman pada saat itu. Suasana waktu itu sungguh sangat romantis. Dibawa terangnya bulan dan sebatang lilin kita menjadi sepasang kekasih. Hanya satu yang yang membuatku senyum-senyum sendiri kala mengenangnya, yakni kata-katamu pada saat itu yang sungguh sangat tidak romantis sama sekali.

Dan memang aku pun tak pernah mengharapkan kata-kata romantis itu terlontar dari mulutmu. Bayangkan saja orang yang cuek sepertimu melaraskan kata-kata romantis pasti sungguh terlihat lucu. Aku semakin mengenalmu, walaupun sempat ada keraguan untukmu, namun cintamu meruntuhkan tembok keraguan itu dihatiku. Semakin mengenalmu membuatku semakin mencintaimu, mencintai kekurangan dan kelebihanmu meskipun hanya sedikit.


Sempat aku bertingkah bodoh cemburu pada futsal, olahraga kesenanganmu, namun itu semua karena besarnya rasa ini. Kau adalah orang yang selalu membuatku marah, kesal, dan cemburu. Namun kau lah satu-satunya orang yang selalu ada cara untuk membuatku kembali tersenyum. Dan satu kalimat pendek yang ingin selalu ku ucapkan padamu " I LOVE YOU" menjadi tua lah bersamaku...!!!!!!!!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline