Lihat ke Halaman Asli

Kelompok Sosial vs Organisasi Formal

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kalo kita mendengar kata kelompok itu, apa sih ? apa maksud dari kata kelompok itu ? terus juga buat apa adanya organisasi formal ?  kita sebagai makhluk sosial diajakkan itu hal berkemlompok yang baik,  dalam masyarakat kelompok sosial itu hal yang sangat lazim. Gak punya kelompok sosial,  berarti dia tidak termasuk manusia yang mapu berkomunikasi dengan baik.

Kelompok sosial adalah inti dari kehidupan bermasyarakat. Kelompok dibag menjadi 2 bagian yaitu primer dan sekunder.  Kelompok primer , yang memberikan kita orientasi dasar akan kehidupan,nilai dan sikap yang menyatu dengan iidentitas kita,  kita menemukan lebih banyak keintiman dan suatu rasa kebersamaan tambahan. Contoh dari kelompok primer , yaitu : keluarga, kelompok teman, dan bahkan geng. Kemudian kelompok sekunder, cenderung lebih besar, lebih anonim, lebih formal, dan tidak pribadi, kelompok ini masih didasarkan pada kepentingan atau kegiatan tertentu, dan para anggotanya cenderung berinteraksi atas dasar status spesifik :  presiden, manajer, pekerja atau mahasiswa. Meskipun, kelompok sekunder penting bagi kehidupan masa kini kita, nyatanya kelompok sekunder  sering gagal  memenuhi kehidupan mendalam kita akan ikatan intim.

Kelompok sosial  tergabung dari hal apa saja. ,mulai dari yang berstatus rendah hingga tinggi. Didalam kelompok sosial, ada yang namnaya kelompok acuan yaitu kelompok yang kita gunakan sebagai standar untuk mengevaluasi diri kita. Perbedaan apakah yang menurut pendapat anda ada di antara kelompok acuan para anggota KKK yang sedang berdemonstrasi di jaspor,texas dan kelompok acuan anggota polisi yang melindungi  kebebasan berbicara mereka ? meskipun KKK dan anggota polisi ini menggunakan kelompok berbeda untuk mengevaluasi sikap dan perilaku, prosesnya sama.  Kelompok acuan yang mencangkup keluarga, tetangga, guru, teman sekelas,sesama pekerja dan pramuka atau anggota suatu gereja, masjid atau sinagog.

Kemudian adanya organisasi  formal . organisasi formal itu karna adanya struktur yang dicapainya sesuai dengan  keinginan. Organisasi seperti ini sudah terstruktur dengan baik. Sudah menjadi kebutuhan dalam kehidupan kita.  Contoh organisasi  formal  seperti OSIS, BEM,DEMA, dll. Jadi, organisasi formal memiliki ketua yang menjadi panutan untuk bawahannya. Ketua punya hak untuk menjalankan organisasi nya sesuai dengan apa yang telah direncanakan dalam periode kekuasaanya. Namun, menjadi ketua juga tetap harus memiliki adab-adab yang baik. Jangan sampai, menjadi ketua dia memiliki hak seenaknya dalam menjalankan kepemerintahannya. Orang memilih kita sebagai ketua, karna orang lain memilih untuk dijalankan amanahnya bukan malah sebaliknya. Sehingga, terpilihnya orang-orang yang menjadi panutan tidaklah mudah dan segampang yang kita pikirkan.  Terpilihnya ketua juga,  melalui tahap yang panjang dengan berbagai rundingan. Karna ketua yang baik akan menentukan bagaimana perjalanan organisasi itu dijalankan, apakah lebih baik atau semakin terlihat jelek.

Manfaat bergabung dengan organisasi banyak sekali. Kita jadi lebih terlatih dalam me-management waktu, kemudian kita jadi lebih pinter dalam hal berbicara dengan mengeluarkan pendapat, belajar itu tidak harus di kelas terus tapi dengan organisasi kita juga melatih dalam hal apapun. Organisasi juga bisa membentuk kepribadian yang awalnya kurang tepat dan dengan ikut bisa lebih tepat,  melatih kepemimpinan yang masih minim sekali, melatih keberanian, menambah wawasan dan pengetahuan, menambah komunikasi yang baik serta kawan-kawan yang lumayan banyak, belajar untuk menjaga kesolitan dalam satu gengggaman. Kemudian organisasi juga belajar untuk mendewasakna diri . Ada orang yang gak ikut organisasi, alasannya karna takut tidak bisa mengatur waktu dengan baik, mengurangi waktu belajar. Mengganggu pelajaran di kelas, mengurangi waktu istirahat karna kalau ikut organisasi  waktu semakin  padat. Padahal, persepsi-persepsi seperti itu tidak selalu benar dan tidak juga terlalu salah.  Tergantung bagaimana kita membawa atau menyeimbangkan antara organisasi dan akademik itu bisa sejalan bareng. Orang-orang yang sukses kebanyakan, ya karna ikut organisasi. Karna di dalam organisasi kita akan dilatih menjadi seseorang yang sukses dengan kepemimpinan kita semua. Jadilah agent of change yang mampu menyeimbangkan antara akademik dan no-akademik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline