Kesempatan tidak akan datang kedua kalinya. Tapiii... saya dapat tuh bun! Hehe... kesempatan yang saya maksud yaa ini bun, belajar buat bento. Kesempatan yang pertama lewat begitu saja. Kedua kalinya harus dimanfaatkan dan saatnya dapat lebih ilmu, terutama soal per-Bento-an.
Sabtu Kemarin (01/09), Ladiesiana Kompasiana bareng Danamon mengadakan workshop & mengundang Bunda-bunda untuk ikut serta membuat Bento yang langsung diajarin oleh Ibu Alfani. Beliau sudah piawai membuat Bento bun, bahkan bisa dikata pakarnya per-Bento-an. Hehehe... Nah mumpung waktunya pas weekend, tanpa pikir panjang daftar dan ikutan dech!
Bunda-bunda pasti sudah sering denger Bento kan? Atau sudah pernah coba membuatnya? Kalau saya mah belum pernah sama sekali dan bahkan penasaran juga dengan proses pembuatan Bento itu sendiri bun.
Apa sih Bento itu bun? Bento itu artinya bekal makanan yang isinya nasi dan lauk pauk ditata begitu apik serta menarik yang ditaroh dalam kotak makan, dan biasanya menjadi santapan di luar rumah bun. Dan populer di negeri matahari terbit atau Jepang. Kalau kata orang Jawa siih namanya bontot (kata Ibu-ku).
Sebenarnya bun, di Jepang sudah mengenal atau biasa membawa makanan yang bisa dimakan di luar rumah sejak tahun 1568 - 1600 an. Pada tahun itu kebiasaan membawa bekal makanan dilakukan saat ada acara minum Teh atau disebut hanami. Tahun 1600 an atau pada zaman Edo, Makunaouchi bento mulai dikenal luas. Seperti saat menonton pertunjukan noh (drama musikal) dan Kabuki. Bento ini disantap saat ada maku atau jeda panggung. Bahkan saat berwisata pun orang Jepang membawa bekal makanan yang ditaroh di pinggang bun, yang mereka namakan Kosikhobento. (Sumber: dari berbagai sumber)
Bento itu ada berbagai macamnya bun, kalau tidak salah ada 6 deh. Salah satunya adalah Kyaraben. Kyaraben paling populer di Jepang dan disukai anak-anak. Sesuai namanya, Kyaraben atau character bento ini dibuat menyerupai dengan karakter yang lucu dan menggemaskan. Seperti tokoh dalam animasi kartun Jepang dll. Seperti yang kemarin di workshop bun. Kami diajari membuat bento jenis Kyaraben. Sesuaikan bun dengan selera anak-anak kita.
Biasanya si kecil lebih tertarik & penasaran dengan bentuk. Melihat bentuk bekal makanan yang unik, sudah pasti si kecil akan semakin nafsu untuk melahap bekal yang dibawa. "Bun, bagus ya bentuknya. Aku suka bun! Nyam nyam nyam....". Pasti bunda senang jika kelihat si kecil lahap & bekal yang dibawa ke sekolah ludes tanpa sisa. Yang tersisa hanya tempat bekalnya saja. Hehehe...
Bagi pemula seperti saya memang sulit untuk membuat bento. Berbeda dengan bunda-bunda peserta workshop yang memang mungkin sudah terbiasa menyiapkan bekal buah hati dengan berbagi bentuk atau bento. Tapi bagi saya, membentuk nasi menyerupai karakter yang sudah disediakan panitia (Mickey dan Minnie) tidaklah mudah. Meski sudah dituntun oleh Ibu Alfani, tetep aja hasilnya jauh dari harapan hehehe... Namanya juga belajar ya bun (Semangatin diri sendiri, hehehe...)
Bisa dilihat kan hasil kreasi bento pemula nan amatiran seperti saya? Mickey Minnie-nya jauh dari aslinya! Maaf yaa hihihi... lagi-lagi "Namanya juga belajar!". "Bagus kok. Iya, bagus untuk tidak dilhat. Hahaha...". Bisa banget yang memuji hasil kreasi bento saya. Kalau lihat bento buatan saya, tega-tega aja tuh bun mau makannya. Hehehe...
Kebenaran, saya datang hadir ke workshop ini ngajak keponakan. Dia banyak membantu dalam mewujudkan bento yang hasilnya sangat jauh dari harapan ini hehehe... Jadi ketika saya dengan serius membuat atau membentuk wujud bento, jadi saya tidak terlalu mengikuti arahan dari coach Alfani. Keponakan saya lah yang diam-diam mendengarkan dengan seksama arahan dari bu Alfani. "Ngga begitu tan. Tadi pinggiran telurnya dipotong dulu". "Segini?," kataku sambil menunjukan telur yang akan dipotong. "Bukan segitu tan, tapi segini". Ok beb.
Taraaa... jadinya bento ala-ala buatan tantemu ini Nak!. Yeeaayy jadiii... Tapi tan, muka Minnie nya kok mbleot-mbleot? Hahaha... iya-iya. Kami berdua tertawa. Jujur, yang membentuk muka Mickey dan Minnie nya si Cilla (nama keponakanku). Nah berhubung tusuk giginya hilang saat mau membentuk muka Minnie, jadilah mbleot-mbleot.
Ndak apa-apa deh meski mbleot-mbleot. Yang terpenting adalah Saatnya Dapat Lebih untuk menyiapkan bekal orang-orang yang saya dicintai. Dapat lebihnya bun ketika kita membawakan bekal makanan teruntuk orang-rang yang kita sayangi. Terutama kandungan gizi dan kebersihan pada proses pengolahan makanan terjaga bun. Kita tahu apa yang mereka inginkan, kita tahu kandungan gizi serta asupan gizi yang dikonsumsi oleh keluarga kita. Jadi ndak khawatir lagi akan kebersihannya bun. Dan saatnya kita sebagai orang orang tua, Saatnya Pegang Kendali atas asupan gizi bagi anak serta keluarga kita masing-masing bun.