Lihat ke Halaman Asli

Bioskop dan Nangroe Aceh Darussalam

Diperbarui: 17 Juni 2015   13:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebenarnya saya sudah ingin menulis topik ini sewaktu banyak media mengangkat tema 10 tahun tsunami di Aceh namun tertunda karena kecelakaan yang menimpa pesawat AirAsia yang menyayat hati sekaligus mendewasakan kita, insya Allah.

Ternyata di wilayah Aceh Darussalam belum ada bioskop. Saya tahu ini karena acara Sudut Pandang di Metro TV, akhir Desember, menyorot pendapat wanita-wanita Aceh yang berprestasi dan berpikiran kritis. Teryata tidak ada bioskop di Nangroe Aceh Darussalam! Darussalam yang berarti wilayah yang membawa keselamatan ternyata tidak hanya menegakkan hukum cambuk untuk penzina. Saya berharap Nangroe Aceh Darussalam bisa menjadi contoh sukses wilayah syariah yang penuh ketentraman dan membahagiakan.

Tentulah bioskop dan produser film kebanyakan yang ada saat ini lebih banyak membawa kemadaratan (kerugian)-nya bagi umat Islam. Bagi pemuda-pemudi Aceh, kalian tidak rugi atau kehilangan jika tidak update dengan film-film "modern" saat ini. Apa lagi dengan kondisi bisnis bioskop dan kiblat film yang diputar di bioskop. Kenapa demikian? Ini penjelasan ilmiah dan islamiyah-nya.

Dampak dari Tontontan

Sebagai pemuda-pemudi muslim yang potensial terutama dari darussalam, penting sekali punya rasa percaya diri, keyakinan terhadap Islam yang kuat serta ketrampilan yang sangat baik. Hal itu hanya bisa dibangun dengan pola pikir dan kebiasaan yang sehat, salah satunya semangat menuntut ilmu dan berkarya. Apalagi jika pemerintah Aceh yang berperan sebagai administrator dan fasilitator kehidupan syariah bisa membangun jama'ah yang positif.

Coba baca dengan perlahan sederetan kata berikut ini: Awan, rumput, gunung, api, meja, kursi, tanah, api, sajadah, buku, sawah, api, mata, telinga, kaki, api, gula, madu. Apa kata yang Anda ingat? api. Otak kita menangkap pola dan perulangan dan yang diulang-ulang adalah kata api. Walaupun ada banyak kata lain, kata api yang muncul dipermukaan ingatan kita. Ada 2 cara untuk membuat seseorang mengingat sesuai, dengan perulangan atau kejadian yang traumatik. Tentunya lebih baik berulang kali mempelajari pentingnya langkah-langkah mengantisipasi tsunami dari pada mengalami tsunami yang membawa trauma.

Namun apa pesan yang berulang-ulang yang disampaikan lewat tabung TV dan layar bioskop? Walaupun banyak sinetron mengangkat pesan akhir tentang kejujuran, persahabatan dan kebajikan namun kejadian traumatik tentang kekerasan, sensualitas dan kerakusan berulang kali tersyiarkan. Perasaan penonton juga sangat mudah terbentuk dari tontonan. Sebuah penelitian oleh Profesor Mihaly Csikszentmihalyi dalam bukunya tentang kreativitas, flow, memaparkan hasil penelitiannya bahwa menonton TV menyebabkan kegelisahan dan depresi ringan. Hal inilah yang membuat 2 motivator atlit dunia sekelas Serena Williams, Jim Loehr dan Tony Schwartz dalam buku mereka The power of Engagement: Managing Energy not Time, matikan TV-mu! Mereka menyarankan untuk tidak menonton TV ketika anda lelah dan ingin menambah energy. Karena ketika anda menonton dengan nyaman, anda siap menerima apa pun pesan yang dikirimkan lewat acara TV maupun film di bioskop. Dan menurut mereka acara TV di Amerika Serikat mengirim energi negatif. Bagaimana dengan tontonan TV dan film-film di Indonesia? Lebih banyak tontonan yang memberikan energi negatif dibanding positif mempengaruhi pola pikir dan gaya hidup.

Kuat-kuatan Pengaruh Pola Pikir

Hubungan idola dan penggemar membuat para penggemar mengikuti cara bicara, berpakaian dan berpikir sang idola. Mungkin bukan mengidolakan seseorang secara mendalam namun "keren"-nya sang artis atau bintang di layar cukup membuat penonton lebih mudah menyetujui dan mengikuti dibanding kritis dengan pendapat pribadi sendiri. Tidak bisa dipungkiri bahwa secara verbal dan tersirat banyak trend dan pendapat yang disampaikan bertolak belakang dengan nilai Islam. Sebagai career coach dan training creative thinking, saya mau mengambil contoh cara berpakaian dan alasan bekerja.

Di acara-acara fashion dan infotainmen barat dan diikuti infotainmen Indonesia bahwa jika anda memiliki kulit indah dan tubuh seksi anda harus tunjukkan itu, "Saya Indah.", "Inilah keindahan saya." sedang dalam ajaran Islam, semua orang diperintahkan untuk rendah hati salah satunya dengan menutupi bagian tubuh laki-laki maupun perempuan. Kenyataan yang berkembang saat inilah yang membuat parahnya stres pada pria terutama wanita yang dituntut untuk tampil langsing, putih, rambut lurus, dan seksi. Hal ini yang melupakan pentingnya pembangunan karakter dan lebih mementingkan penampilan. Stephen R. Covey, penulis buku terkenal, The 7 Habits of Highly Effective People, juga mengkhawatirkan kondisi redupnya rasa penting membangun karakter sehingga orang cenderung memperhatikan casing, penampilan dan ketrampilan yang dibangun secara instan. Hal ini cepat namun rapuh.

Di dalam Islam, Allah yang Maha Adil berfirman bahwa bukan yang langsing, putih, rambut lurus dan seksi yang membuat manusia sersebut hebat, namun  yang paling bertaqwa dan paling bermanfaat, sehingga yang terlahir bertulang besar, berkecenderungan gemuk, kulit berwarna dan berambut keriting punya kesempatan yang sama. Dan kita semua diciptakan dalam kondisi yangsebaik-baiknya.

Niat bekerja juga diselewengkan dengan pesan-pesan bekerja untuk menjadi idola atau terkenal, menjadi hebat dan diakui, menjadi kaya agar bisa membeli barang-barang mewah. Padahal bagi umat Islam, ada hadits yang berbunyi sebagai berikut:

“Kalau ada seseorang keluar dari rumahnya untuk bekerja guna membiayai anaknya yang masih kecil, maka ia telah berusahaFisabilillah. Jikalau ia bekerja untuk dirirnya sendiri agar tidak sampai meminta-minta pada orang lain, itupunFisabilillah.Tetapi apabila ia bekerja untuk pamer atau untuk bermegah-megahan, maka itulah Fisabili Syaithan atau karena mengikuti jalan Syaithan.” (HR. Thabrani)

Namun perang pola pikir rendah hati, ketaqwaan dan kebermanfaatan melawan tinggi hati (pamer), kerakusan dan individualistis dimenangkan oleh siapa?

Begitu urusan gaul, nonton TV, dll perasaan keceriaan yang timbul dan begitu urusan belajar agama dan menjalankan syariah, keseriusan, kebosanan dan kesan kuno-lah yang muncul sehingga orang berlari untuk nonton TV dan bioskop daripada ke pengajian. Kesan inilah yang perlu diubah dengan mengubah cara dan lingkungan sehingga mendorong semangat memperdalam agama Islam, ilmu pengetahuan dan menemukan ide baru dalam mempraktikannya di era modern.

Mulai dari Aceh

Pemuda-pemudi adalah manusia yang penuh energi, terutama energi mencoba hal baru atau kreatif. Salah satu kesulitan menegakkan wilayah darussalam adalah produk dan jasa yang ada dibuat tidak menggunakan pendekatan islami, seperti motor dan urinoir (toilet laki-laki). Motor yang ada sekarang mempersulit muslimah menaikinya karena desainnya, begitu pula urinoir yang desainnya dapat menyebar najis.

Mulai dari aceh sehingga Aceh bisa menjadi trend setter dunia dalam penegakan syariah Islam. Buang pola pikir aceh menggunakan produk, jasa dan gaya hidup masyarakat kebanyakan karena banyak produk dan jasa seperti bioskop yang ada mempersulit penegakan syariah Islam. Pemda, kampus atau ormas di Aceh dapat  membuat kompetisi desain kreatif produk-produk sesuai syariah Islam. Buatlah kompetisi desain urinoir yang sesuai syariah, motor yang memudahkan muslimah mengendarai atau memboncengnya, termasuk tempat tongkrongan yang Islami dan perangkat pendidikan yang kreatif dan islami. Saya yakin dengan besarnya potensi dan kebutuhan pasar muslim di Aceh, Indonesia bahkan dunia Islam, dunia usaha akan mengikutinya dengan membuat produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat darussalam.

Pemda Aceh, kampus dan ormas di Aceh juga perlu mengundang muslim dan muslimah hebat dari luar negeri untuk meningkatkan rasa percaya diri kaum muslim/muslimah muda Aceh. Orang-orang seperti Amina El-Shafei (Chef, Finalist Aurstralia MasterChef), Dean Obeidalla (Stand up Komedi dari A.S.), Azim Premji ("Bill Gates" Muslim dari India), dll perlu sering ditampakkan sehingga pola pikir muslim/muslimah dan syariah itu keren, berprestasi dan bersahaja tertanam dibenak generasi mudah Aceh yang merupakan penerus Aceh yang Darussalam. Saya yakin Nangroe Aceh Darussalam bisa menjadi contoh peradabaan Islam era modern. Insya Allah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline