Mungkin banyak orang menganggap pertemanan itu adalah hal yang biasa, sangat lazim. Tapi, malam ini saya merasakan sesuatu yang aneh dari pertemanan. Ia mungkin terlalu kecil untuk bisa dilihat dengan mata telanjang, tapi di saat yang sama Ia terlalu besar untuk bisa dijangkau dengan pemikiran.
Sepertinya ada banyak yang menyepelekan pertemanan dan bahkan ada yang membandingkannya dengan pacaran. Tidak, jangan pernah membandingkan dua hal yang sangat berbeda. Hal itu akan menjadi sangat tidak adil. Mereka berada di dua ruang yang berbeda di dalam hati setiap orang.
Mungkin kita akan sangat jarang memikirkan kenapa kita bisa berteman dengan seseorang. Alasan kenapa kita berteman dengan seseorang juga pastilah sangat jarang dipertanyakan oleh banyak orang. Pertemanan itu terjadi begitu saja, datang begitu saja dan berjalan begitu saja. Sangat halus, sepertidebu yang bisa masuk ke dalam kamarmu walau semua pintu dan jendela telah terkunci rapat. Hubungan pertemanan itu natural, tidak usah mempertanyakannya. Hubungan tanpa pertanyaan “kenapa” akan lebih menarik untuk dijalani.
Pertemanan itu punya banyak kejutan baru di dalamnya. Ia Membuatmu menangis tiba-tiba dan membuatmu tersenyum secara tiba-tiba juga. Di saat sedang bertengkar dengan pacar, teman lah yang akan langsung terpikir. Ketika berselisih paham dengan orang tua, teman juga yang menjadi penghuni pertama pikiran kita. Berbuat bodoh atau kegilaan di depan seorang teman akan memberikan bumbu yang menambah kelezatan di dalam pertemanan itu sendiri. Karena teman menerima segala bentuk kebodohan dan kegilaan yang kadang tidak diterima oleh orang lain.
Pertemanan itu sangatah mudah diperoleh, ia ada di mana-mana. Cukup buka tangan selebar-lebarnya, maka akan banyak pertemanan yang bisa dirangkul. Sekali lagi, tanpa perlu alasan. Tapi, pertemanan itu juga sangatlah sulit. Sangat sulit mempertahankannya, sangat sulit untuk menahan ego sendiri, sangat sulit untuk memahami orang asing yang menggelari kita teman, tiba-tiba muncul di hadapan kita. Di situlah keanehannya, meskipun terkadang terlalu gampang dan terlalu sulit, kita tanpa sadar, sebenarnya setiap hari telah memberikan ruang yang besar terhadap pertemanan.
Sekali lagi, pertemanan itu aneh. Tanpa alasan yang jelas, ia datang dan (terkadang) pergi. Yang jelas dalam pertemanan adalah “kita berteman, itu saja”. Mari berteman. ^^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H