Lihat ke Halaman Asli

Ilmuwan Menemukan Berbagai Gen untuk Melawan Perubahan Iklim bagi Tanaman Padi

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Temuan ini akan berguna dalam pemilihan varietas tanaman yang dapat mengatasi variabel dan perubahan iklim." Para ilmuwan dari Universitas Queensland menemukan bahwa kerabat tanaman padi purba mengandung gen yang berpotensi bisa menyelamatkan tanaman pangan ini dari efek buruk pemanasan global. Pada sebuah laporan yang dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS), telah ditunjukkan bahwa tanaman padi liar pada wilayah-wilayah panas dan kering di Australia cenderung lebih beragam secara genetik. Profesor Robert Henry dari Aliansi Queensland untuk Pertanian dan Inovasi Pangan (QAAFI), yang memimpin tim peneliti, mengatakan adanya implikasi global untuk penemuan ini. “Temuan ini akan berguna dalam pemilihan varietas tanaman yang dapat mengatasi variabel dan perubahan iklim,” katanya. Keragaman genetik yang ditemukan oleh para ilmuwan dipandang sebagai benteng perlawanan terhadap perubahan iklim karena beberapa gen menawarkan tingkat resistensi pada patogen bakteri dan jamur, yang diketahui menyerang tanaman saat berada di bawah tekanan. Dalam penelitian yang dilakukan pada lanskap terpencil sepanjang lebih dari 238 km ini, para peneliti dari QAAFI dan Southern Cross University membandingkan kerabat sereal liar yang tumbuh di Australia dengan sereal yang ditemukan di Fertile Crescent, di mana pertanian dimulai dalam peradaban. Fertile Crescent adalah wilayah geografis yang membentang lebih dari 2000 km dari Sungai Nil di Mesir hingga ke perairan Teluk Persia di sebelah barat. Proyek penelitian padi liar ini merupakan sebuah kolaborasi dengan Profesor Eviatar Nevo dari Institut Evolusi di Israel, yang menggunakan kemajuan terbaru dalam teknologi sekuensing DNA untuk memeriksa genetika populasi tanaman liar dalam skala besar.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline