Setiap manusia yang hidup di muka bumi ini tidak ingin mengalami kebimbangan atau keraguan. Ya, hanya mereka yang paham akan hakikat hiduplah yang dapat meraih kepastian.
Mengapa hanya yang paham saja ?, karena untuk mencapai keberkahan memang dibutuhkan pemahaman yang mumpuni dan bukan hanya sekedar "asal" dalam menjalani hidup.
Tidak mudah memang, tapi demi mencapai kebahagiaan dunia akhirat memang dibutuhkan pengorbanan dan sedikit "pemaksaan" yang "terencana dan "terukur" pada diri sendiri.
Disebut pengorbanan, karena untuk menjemput kehalalan rizqi memang bukan perkara mudah, apalagi di akhir zaman yang umumnya menginginkan cara instan dalam menggapai kesuksesan.
Ya, apa yang kita makan sangat menentukan tingkah laku, pola pikir dan kata-kata yang kita keluarkan pada saat bicara sehingga sudah semestinya kita berhati - hati dalam menjemput rizqi.
Jika seseorang memiliki prinsip hidup "yang penting kenyang" dan tidak memedulikan halal atau haram, maka sudah dapat dipastikan orang tersebut akan diliputi kesusahan, kesulitan dan kebimbangan.
Hambatan, rintangan dan musibah memang lumrah terjadi pada setiap denyut nadi kehidupan, namun semua itu akan terasa mudah dilalui jika orang tersebut mampu menyikapinya dengan bijak.
Dan kemampuan menyikapi persoalan hidup dengan bijak tentu saja tidak mudah diperoleh, diperlukan perjuangan dan pengorbanan serta dimulai dari menjemput rizqi yang halal.
Ya, karena perilaku kita sangat dipengaruhi oleh segala sesuatu yang dimasukkan ke dalam mulut. Jika makanan atau minuman tersebut halal maka insya ALLOH akan menghasilkan perlaku yang postif.
Namun sebaliknya jika makanan atau minuman tersebut didapat dengan cara yang haram atau terbuat dari bahan - bahan yang haram maka dapat dipastikan akan menjadi "sumber penyakit' di kemudian hari.