Lihat ke Halaman Asli

Strategi dan Popularitas Pilpres 2014

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bangganya kami SEBAGAI WNI menjelang Pilpres Juli 2014 ini semakin ramai komentar masyarakat. Ini adalah bentuk keberhasilan Partai dalam mengelola demokrasi menjadi lebih baik. Dengan dibuatnya kompasania.com banyak komentar baik,standard dan kurang baik. Bangganya kami dengan tim kompasania.com yang memberikan akses untuk sharing knowledge pada masyarakat yang bukan berlatar belakang jurnalis murni atau memiliki keilmuan dibidangnya, namun dapat mempengaruhi opini public (lepas hal itu baik atau buruk).

Sahabat dan saudaraku masyarakat Indonesia yang baik, Indonesia hebat, Indonesia Bangkit, Indonesia Baru atau apapun klaim untuk NKRI lebih baik. Semua yang disodorkan “capres & cawapres” saat ini adalah putera bangsa yang terbaik. Tetapi sebagai WNI, kita diperkenankan memilih atau diantara dua pasangan tersebut, jangan sampai tidak memilih.

UU NKRI mengatur seluruhnya mengenai mekanisme pemilihan, pada akhirnya masyarakat Indonesia yang memilih. Beberapa artikel pendukung dua pihak seluruhnya telah men-justifikasi artikel politik menurut kemampuan pemikiran yang dimilikinya (informasi olahdata pribadi antara hati dan ucapan yang dituangkan). It doesn't matter asalkan dapat dipertanggungjawabkan bukan hoax/sampah.

Semua warga NKRI akan memilih dua calon dengan  strategi masing-masing , untuk itu topik ini lebih tepat berbicara mengenai Strategi dan Popularitas, mengapa demikian ? karena keduanya ada pada masing-masing calon. Dengan tetap memperhatikan kesenjangan Indeks berbagai bidang dan NKRI yang memiliki lebih dari 17000 pulau mari kita kaji maksud calon agar kita tidak salah memilih :


  1. Hutang Indonesia hingga saat ini berjumlah kurang lebih Rp 2500 trilyun dan dapat dibandingkan dengan APBN serta kekayaan alam yang kita miliki;
  2. Krisis Pangan. masih banyak masyarakat Indonesia setelah 68 Tahun Merdeka akan memasuki masa 69 Tahun Merdeka belum memperoleh pendapatan layak sehingga mereka tidak dapat membeli kedelai, daging dan keperluan lainnya untuk penghidupan  sebagaimana dijelaskan dalam UUD 1945;
  3. Kesehatan dan Pendidikan. masih banyak orang miskin yang tidak dapat berobat dan berprestasi, padahal mereka layak dan mampu berbuat baik untuk NKRI walaupun pendidikan setelah otonomi daerah diterapkan “mengratiskan” sekolah pada pada  tingkatan tertentu (bervariasi) namun untuk menempuh Perguruan Tinggi mereka tidak mampu membayar sebagai akibat pendapatan yang belum layak ;
  4. Lapangan pekerjaan dengan diterapkannya UU 13 membuat masyarakat Indonesia yang tidak terbiasa dengan sistem “kontrak” menjadi semakin gelisah setelah mereka lulus SMU/SMK/Kuliah apabila dari sisi pendidikan saja tidak mencukupi “bertarung” sesama rekan seangkatannya dan berupaya segala cara mencari titik aman untuk menjadi PNS. Untuk menghindari PNS yang tidak taat azas dan berkualitas ini tentu saja akan menjadi PR Pemimpin Juli esuk; (Beberapa informasi mengenai hal ini dapat diunduh pada beberapa berita ketidakpuasan pekerja pada media on-line, media cetak);
  5. Keadilan Karya. Masyarakat muda Indonesia juga di bayang-bayangi oleh diterapkannya beberapa UU yang memperbolehkan PNS yang menjelang pensiun berpindah jalur profesi untuk menambah usia pensiun. Penambahan usia pensiun lintas aturan tersebut menyebabkan masyarakat muda tertunda karir selama 5 (lima) tahun, tepat seperti masa presiden nanti ditetapkan.
  6. Potensi Negeri. Kelebihan Negara Indonesia yang Agraris juga laut yang luas dengan segala kekayaannya belum banyak berhasil disampaikan kepada masyarakat, sehingga dengan teknologi informasi saat ini cenderung berfikir sebagai pekerja, bukan wirausaha, bahkan kebanggaan sebagai anak petani dan anak nelayan sudah mulai memudar.
  7. Korupsi. Tindakan korupsi masih pada level 1 Milyar yang ditayangkan beberapa media. Korupsi Indonesia sudah sampai pada ke arah tidak sehat, beberapa ada pada lini wilayah bahkan ranah pendidikan dan prestasi olahraga.
  8. Perencanaan Terpadu. Dahulu, pembangunan infrastruktur diberikan pemberitahuannya kepada masyarakat sehingga pada 2 sisi (masyarakat dan pemerintah) telah mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik 2 pihak mengetahui plan yang akan diterapkan sehingga hal tersebut tidak lama berselisih paham. Semoga Calon pemimpin kedepan juga akan menerapkan pola2 baik ini.
  9. Pertahanan dan Keamanan. Perlu pemimpin yang mengerti secara detail lapangan ketahanan dan keamanan baik dalam dan luar negeri. Mengingat batas wilayah yang luas, maka pemimpin esuk sudah pasti akan menambah lapangan kerja menjadi Patriot Bangsa pada ketahanan Polisi, Darat, Laut dan Udara mengingat jumlah wilayah dengan prajurit masih belum signifikan. Pertahanan dan keamanan juga bukan hanya diidentifikasikan kepada wilayah keamanan internal (rekrut polisi) dan TNI tetapi pada pertahanan dan keamanan masyarakat yaitu Penghidupan yang layak (Banyak ulasan mengenai hal ini).


Masih banyak kasus yang tidak dapat dijelaskan dalam forum ini, namun beberapa pointer tersebut disampaikan untuk tujuan bahwa…POPULARITAS saja tidak cukup menjadi Pemimpin NKRI, sebaliknya kuatnya STRATEGI belum tentu memperoleh hasil maksimal dari perolehan suara masyarakat. Untuk itu, kepada masyarakat Indonesia yang Cerdas dan Bermartabat kami mengajak cara-cara baik berpolitik dan memilih.... Pilih pemimpin yang Tegas, Cerdas, dan Terukur kemampuannya dengan bukti kegiatan yang telah dilaksanakan. Amanah dan tidak menggadaikan Indonesia kepada pihak luar sehingga bukan hanya berbicara pada prestasi perbaikan internal NKRI namun juga prestasi Luar Negeri. Tetap jaga Prinsip Bhineka Tunggal Ika, karena Pendiri Bangsa yang menyatukan NKRI tidak berbicara SARA tetapi Prestasi, darah dan perjuangan Bapak/Kakek/Buyut kita yang berharap anak cucunya tidak sengsara seperti yang mereka alami.

Kunci yang menyebabkan suksesnya calon presiden dan wapres 2014 saat ini adalah mereka yang mengusung PBNU (Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945). Sehingga kesimpulannya adalah pilih pasangan calon presiden dan wapres yang dapat berbagi tugas perbaikan lebih baik..bukan POPULARITAS  DAN TIDAK HANYA STRATEGI selamat berjuang untuk Indonesia Raya dengan menjadi relawan-relawan patriot Indonesia yang taat azas. Pemenang nanti tetap akan menjalankan prestasi yang diraih beberapa Presiden sebelumnya mari kita dukung PRABOWO SUBIANTO DAN HATTA RAJASA ATAU JOKOWI – JUSUF KALLA.

Salam hormat dan salut kita juga harus disampaikan kepada Presiden SBY yang tetap menjaga kestabilan Idiologi,Politik, dan Sosial Budaya hingga tetap terjaga sampai saat ini. Doa dan Al Fatihah kita bersama untuk Alm. GUS DUR, Alm. Jend. SOEHARTO, dan Alm. Jend. Ir. Soekarno serta para ulama dan pahlawan NKRI.

JANGAN HANYA MENDUKUNG TAPI MENCOBLOS, JANGAN CUMA MENCOBLOS TAPI MENGAWASI, JANGAN HANYA MENGAWASI TAPI BERBUAT, JANGAN HANYA BERBUAT TAPI MELAPORKAN, JANGAN HANYA MELAPORKAN TAPI HARUS BERTANGGUNGJAWAB. Itulah Mental Politik yang benar dan taat azas.

Tulisan ini disampaikan agar memberikan pencerahan kepada masing-masing relawan agar menjaga sikap bahwa Berbicara itu Baik tapi Berfikir sebelum berbicara jauh lebih baik.

Caturida Meiwanto Doktoralina

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline