Lihat ke Halaman Asli

Tupat Tominatasa

Administrator

Pendemo Omnibus Law (Antara "Kriminal" dan "Pahlawan")

Diperbarui: 11 Oktober 2020   21:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Omnibus Law UU Cipta Kerja
Indah terdengar namanya
Terkesan intelektual
Eksklusif dan digandrungi rakyat kelas atas

Kata para perancang yang tertuduh pecundang
Pembuat kebijakan dengan cap bajingan
Tugasmu Mulia
Untuk menuju Indonesia damai sejahtera

Tapi apalah fakta..
Rakyat kelas bawah yang kamu sebut kaum buruh
Kehadiranmu justru membawa luka
Ditengah kondisi yang surut dan lusuh

Buruh berkata "batalkan"
Kau melenggang seakan tanpa dosa
Buruh berkata "Tunda"
Tetap kau maju tanpa rasa

Sudahlah...
Mungkin ini aspirasi sia-sia
Mungkin memang benar kata gadis cantik di tengah jalan sana
Ideologi telah ber-metamorfosa
Negara Pancasila menjadi Negara Pancasalah

Ternyata telingamu sudah Tuli
Matamu Buta
Hatimu mati
Nuranimu tertutup materi

Buruh menangis..
Pedih merealisasikan Tragedi
Kota menjadi muram
Tak lama kemudian merah menyala

Pilihan terakhir perjuangan rakyat kecil
Buruh rusuh untuk secuil simpati
Untuk membuka mata hati yang mati
Demi sebongkah rizki

Lalu kau jerat kami
Kaum marjinal yang kriminal
Kaum buruh yang rusuh
Selamanya akan menjadi musuh

Hai .. Kaum buruh
Baginya kamu musuh
Kamu perusuh
Namun untuk-ku sesama buruh

Kamu pahlawan seperjuangan
Yang mempertahankan Hak dan menagih kewajiban
Kewajiban para wakil rakyat yang terikat sumpah saat menjabat
Untuk menjamin kesejahteraan bagi seluruh rakyat

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline