Lihat ke Halaman Asli

"Pantun Manis Buwat Si Adik"

Diperbarui: 26 Oktober 2015   01:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

air tersibak jatuh beruntun,
hingga memercik ke pohon tomat,
kalolah cumak njebroti udun,
ndak usah adik manggil Pak Camat.

sinarnya nglirik di ufuk timur,
terliat semu mantul di genthong,
wahai adik kuingin mencukur,
bulu kelekmu yang sangat mbarong.

Berarak mega di bukit cilik,
saling gantian nutupi mbulan,
abang ndak tega ninggalin adik,
pas kelaparan nyucuki larakan.

bulan mendelik di sela bintang,
hawanya sweger nglonggarno dhodho,
kalolah adik rindukan abang,
cariklah poster gambar Pak Harto.

punyak sayap biru kelabu,
burung hantu dipohon mbako,
aku merayap nglorot katokmu,
ternyata kliru wong bakul mlijo.

banyak ikan di sumur tuwa,
setiap hari tak ambil telu,
Pas kubisikan kalimat cinta,
Teko mburi dikenthes bapakmu.

pohon di sana tampak meranggas,
dicabik-cabik sabetan pedang,
semenjak ilatnya tak kerik emas,
suwara adik seperti genthilang.

buah manggis dikira mangga,
mau diukur direbut budheng,
hati teriris krasa ndak tega,
adik pas tidur diseret wong gendheng.

By.Wahyu Nugroho.PES




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline