Lihat ke Halaman Asli

Wanita itu . . . . . . .

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diciptakan alam pria dan wanita
dua makhluk dalam asuhan dewata
Ditakdirkan bahwa pria berkuasa
adapun wanita lemah lembut manja

Wanita dijajah pria sejak dulu
dijadikan perhiasan sangkar madu
namun ada kala pria tak berdaya
tekuk lutut di kerling wanita.

[Lagu : Ismail Marzuki]
[Aransemen Musik: White shoes & The couples company, 2006

Mulai berawal dari rasa penasaran tentang liriknya sampai ingin merasakan Nostalgia, ahkirnya saya mendapatkan juga lagu "Sabda Alam" karya Ismail Marzuki yang di Aransemen  oleh "White shoes & The couples company" ...Hmmmm ,lega rasanya setelah mendengarkannya, serasa di zaman Bapak & ibu saya yang masih pacaran saja .setelah di ulang beberapa kali lagu ini, ahkirnya saya bisa menafsirkan lirik ini dengan Kacamata saya sendiri.

Penggalan lagu Sabda Alam itu terasa menggelitik,namun  juga miris. Betapa wanita telah di-“sabda”-kan untuk hanya mengangguk, menuruti komando pria. Kondisi ini melahirkan sebuah ungkapan Jawa mengenai wanita yang berarti “wani ditata” alias harus bersedia diatur dalam bentuk apapun. Kini zamannya telah berubah. Jika dulu wanita harus “wani ditata”, sekarang waktunya untuk “wani nata” alias memegang tongkat komando sendiri.

kodratnya wanita itu memang selayaknya berada di bawah perlindungan pria,namun ada kalanya pria membutuhkan kelemahlembutan seorang wanita .

dengan berkembangnya zaman,wanita ingin mendapatkan pengakuan dengan menyamakan kedudukan atau derajatnya sama dengan pria,namun pada kenyataanya,sikap dan prilaku wanita tidak sesuai dengan fakta emansipasi itu sendiri,tidak sedikit wanita yang memiliki kedudukan atau derajat yang berada jauh di atas laki-laki,bahkan bisa di bilang wanita mulai " menguasai " para pria.

“Emansipasi itu bukan berarti menyaingi pria, namun menyeimbangi pria dan bagaimana kita mampu disandingkan dengan pria,”

OKTAVIAN"


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline