Lihat ke Halaman Asli

Tahap-tahap Perkembangan Masa Prenatal

Diperbarui: 4 April 2017   18:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Masa prenatal adalah periode awal perkembangan manusia yang dimulai sejak konsepsi, yaitu ketika ovum wanita dibuahi oleh sperma laki-laki sampai dengan waktu kelahiran seorang individu. Pada periode ini terjadi perkembangan yang relative singkat, namun pada periode inilah terjadi perkembangan yang sangat cepat dalam diri individu.

Pada pertengahan tahun 1940 dimulai untuk mengetahui segala kejadian pada masa prenatal yang sangat penting untuk dapat memahami secara utuh pola perkembangan yang normal. Masa prenatal bukan saja merupakan periode khusus dalam rentang kehidupan manusia, tetapi juga merupakan periode yang sangat menentukan (Hurlock, 1980).

Sebelum adanya pengakuan dari para tokoh psikologi barat terhadap masa prenatal ini, tokoh psikologi timur khususnya para tokoh psikologi Islam telah lebih dulu menetapkan periode prenatal ini sebagai periode awal perkembangan individu. Beberapa ayat Al-Qur’an dan Hadist Nabi, menjadi landasan utama para psikologi Islam, yang telah memberikan informasi tentang dimulainya kehidupan manusia sejak janjin berada dalam kandungan ibunya. Dalam Al-Qur’an dan hadits Nabi secara tidak langsung telah disebutkan bahwa selama periode prenatal ini individu tidak hanya mengalami perkembangan fisik melainkan juga mengalami perkembangan psikologis.

Para ahli psikologi perkembangan meyakini bahwa kehidupan manusia dimulai dari bertrmunya sel sperma laki-laki dan sel telur wanita. Sel sperma bergabung dengan sel telur (ovum) dan menghasilkan satu bentuk satu sel yang telah dibuahi, yang disebut zygot ,nutfah. sperma dan sel telur dibuat oleh sel-sel perkembangbiakan yang disebut sel benih (germ cell). Sel-sel ini mengandung 46 kromosom yang didapatkan dari sperma ayah dan ovum ibu yang dibentuk menjadi 23 pasang. Setiap satu kromosom terdiri satu kromosom ayah dan satu kromosom ibu.

Dalam pembuahan yang normal, ovum berada dalam salah satu tabung falopi yang bergerak dari satu ovarium ke Rahim. Setelah satu sperma memasuki ovum, permukaan ovum langsung berubah sehingga tidak ada lagi sperma yang dapat masuk. Bila satu sperma telah menembus dinding ovum, mka inti sel saling mendekat. Membaran yang mengelilingi masing-masing pecah, dan kedua inti bersatu (Seifert & Hoffnung, 1994).

Semua itu memperkuat anggapan yang menyatakan bahwa perkembangan dan kehidupan manusia dimulai dari masa prenatal, yakni sejak terjadinya pembuahan sel telur wanita dan sel sperma laki-laki dan terbentuknya zigot.

Para ahli psikologi perkembangan membagi periode prenatal atas tiga tahapan perkembangan, yaitu, 1) tahap germial (germinal stage), 2) tahap embrionik (embryonic stage), dan 3) tahap janin (fetus stage) (Seifert & Hoffnung, 1994). Berikut akan dijelaskan mengenai masing-masing tahapan tersebut.

1. Tahap Germinal (germinal stage)

Tahap germinal atau yang sering disebut dengan periode zigot, ovum atau periode nutfah adalah periode awal kejadian manusia. Periode ini kira-kira berlangsung 2 minggu pertama sejak pertemuan antara sel sperma laki-laki dan sel telur perempuan yang dinamakan pembuahan. Saat itu sel sperma bergabung dengan sel telur yang kemudian menghasilkan satu bentuk sel baru yang disebut zigot. Zigot ini kemudian membelah menjadi sel-sel yang disebut blastokis. setelah sekitar 3 hari blastokis mengandung sekitar 60 sel. Pada saat terjadinya embelahan, blastokis ini mengapung dan berpsoses di sepanjang tuba falopi.

Blastokis berisi cairan yang cepat mengalami perubahan penting. Blastokis ini dibedakan menjadi tiga lapisan, yaitu lapisan atas (ectoderm), lapisan tengah (mesoderm), dan lapisan bawah (endoderm). Dari ectoderm berkembang rambut, gigi dan kuku ; kulit arid an kelenjar kulit ; panca indera dan system saraf. Dari mesoderm berkembang otot, tulang, system pembuangan kotoran, system peredaran darah dan kulit lapisan dalam. Kemudian dari endoderm berkembang system pencernaan, hati, pancreas, kelenjar ludah, dan system pernapasan. Dalam waktu singkat plasenta, tali pusar, dan kantong amniotic juga akan terbentuk dari sel-sel blastokis. Blastokis yang telah tertanam dalam dinding Rahim inilah yang disebut embrio dan menjadi akhir dari tahap germinal.

2. Tahap Embrionik (embrionik stage)

Tahap kedua yaitu thap embrio yang dalam psikologi Islam disebut ‘alaqoh yaitu segumpalan darah yang semakin membeku. Tahap ini dimulai dri 2 minggu sampai 8 minggu yang ditandai dengan perubahan organ utama dan system fisiologis. Ukuran panjangnya sekitar 1 inci. Pada tahap ini pertumbuhan terjadi dalam dua pola yaitu cephalocaudal danproximodistal. Dalam tahap ini juga terdapat tiga sarana yang membantu perkembangan struktur anak yaitu kantong amniotic, plasenta, dan tali pusar.

Tahap embrio ini juga ditandai dengan perkembangan system saraf. Terlihat bahwa pada umur 6 minggu embrio telah dapat dikenali sebagai manusia. Pada umur 8-9 minggu perubahan janin semakin terlihat jelas.

3. Tahap Janin (fetus stage)

Tahap ketiga dari perkembangan masa prenatal adalah tahap janin yang dalam psikologi Islam disebut mudhghah. Tahap ini dimuli sejak usia 9 minggu sampai lahir. Setelah 8 minggu kehamilan embrio berkembang menjadi sel-sel tulang. Dalam tahapan ini ciri-ciri fisik orang dewasa mulai terlihat jelas. Pada tahap inci panjang janin kira-kira 3 inci dan beratnya ¾ ons yang spontan dapat menggerakkan kepala, tangan, kaki, dan jantungnya mulai berdenyut.

Menurut psikologi Islam janin yang dalam kandungan berumur 4 bulan mulai ditiupkan ruh ke dalamnya. Bersamaan dengan itu juga ditetapkan hokum-hukum perkembangannya seperti masalah yang berhubungan dengan tingkah laku, kekayaan, batas usia, dan lain-lain. Pada bulan keempat ini si ibu mulai merasakan gerakan janinnya. Panjang janinnya sekitar 4,5 inci. Dan pada permulaan bulan ketujuh panjang janin kira-kira 18 inci dan berat 1,5-2,5 kg. pada bulan kedelapan berat janin 2,5-3,5 kg. Riset baru menunjukkan bahwa janin juga telah mampu mendengar atau responsive terhadap stimulasi terhadap lingkungan eksternal, terutama sekali terhadap pola-pola suara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline