aku mencium debu dari basah tanah leluhur
mencermati setiap angin yang kuat mengepal seperti menampar
mengamit hati yang lusuh dan gerusuh
sebuah jalan panjang, pada arah yang berlainan
mengulang
terjatuh
kemudian terpana
tak ada satupun yang luput dari apa yang terbisik
sekiranya cahaya di atas cahaya menembus dhamir
mata berkaca, kaki gemetar
luasMu
ku kira tak seluasku
Tangerang, 07 Februari 2014