Lihat ke Halaman Asli

Relung Senyap

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam desah galau malam, aku masih bermunajat, bercucuran air mataku dipipi

Iringi setiap untaian doa pada sang maha kuasa, yang seakan tertata apik layaknya sebuah puisi

Tapi jika kau ingin tahu wahai insan yang tak kutahu hakikatmu,

Insan yang belum kumengerti arti seluruh harfiahmu,

Tahukah dirimu bahwa dalam relung senyapku telah tersimpan dirimu,

Dirimu yang entah aku kurang tahu dari mana rasa itu bermuara

Mungkinkah seperti ini? Seperti ini gejolak hati yang sedang terbius cinta,

Namun tak mau tuk aku akui,

Apakah aku dusta, munafik, nan ingkar jika ku berpura-pura tuk tak mengenal rasa yang sudah bosan untuk menolak arti bayangmu?

Tapi.. itulah aku dengan kebimbangan rasaku,

Biarlah, biarlah rasa cintaku mengalir apa adanya di bumi ini,

Biarlah saja tangan-Nya yang membuka tabir kita,

Jika kau dan aku diciptakan untuk membangun satu nyawa dalam dunia fana dan dunia abadinya




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline