Lihat ke Halaman Asli

Lilin-lilin

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Satu persatu duri di hati, kian lama kau rasa kian menajam

Satu persatu bau mawar di hati, kian lama kau rasa kianmemudar,

Seperti gelap duniamu, seperti redam suaramu, seperti mati perjalannmu

Kau berhenti, dan getir ujianmu terasa telah berada diujung bendera,

Kau menyerah, dan kau bilang kau kalah!

Kering, kering benar kau rasa padang perjalanan mimpimu,

Kau terasa butuh air, kau butuh seteguk penyegar, dan kau bertahan dalam nuansa saba

Hitam putih raut wajahmu, merasuklah kau dalam alam bawah sadarmu

Kau tahu disana ada cahaya? kau tahu disana ada lentera!

Lilin-lilin dari sang pencahaya, lilin-lilin pemotivasi jiwa?

Siapa? Kau berteriak jua dalam sadar yang tertutup duka

Lilin-lilin yang membesar, lilin-lilin yang tak kau sadari kekuatan sinarnya

Sinar cahaya dari-Nya, percikan api hangat dari-Nya

Mendekatlah dan kau kan merasa,

Kan ada bahagia dalam setiap lara yang sedang kau rasa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline