Satu persatu duri di hati, kian lama kau rasa kian menajam
Satu persatu bau mawar di hati, kian lama kau rasa kianmemudar,
Seperti gelap duniamu, seperti redam suaramu, seperti mati perjalannmu
Kau berhenti, dan getir ujianmu terasa telah berada diujung bendera,
Kau menyerah, dan kau bilang kau kalah!
Kering, kering benar kau rasa padang perjalanan mimpimu,
Kau terasa butuh air, kau butuh seteguk penyegar, dan kau bertahan dalam nuansa saba
Hitam putih raut wajahmu, merasuklah kau dalam alam bawah sadarmu
Kau tahu disana ada cahaya? kau tahu disana ada lentera!
Lilin-lilin dari sang pencahaya, lilin-lilin pemotivasi jiwa?
Siapa? Kau berteriak jua dalam sadar yang tertutup duka
Lilin-lilin yang membesar, lilin-lilin yang tak kau sadari kekuatan sinarnya
Sinar cahaya dari-Nya, percikan api hangat dari-Nya
Mendekatlah dan kau kan merasa,
Kan ada bahagia dalam setiap lara yang sedang kau rasa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H