Lihat ke Halaman Asli

Setia yang Tertutupi Cemburu...

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

selamat malam kompasioner...:)

Salam hangat, sebelum saya bertuliskan panjang dan lebar, berkenankah kalian tinggalkan komentar pada tulisan saya apabila mengena..:)

Awalnya begini, di sebuah desa yang lumayan ramai penduduknya hidup sepasang suami istri. Tunik panggilan sang istri dan Karto panggilan sang suami. Mereka bisa dikatakan hidup dalam ambang kecukupan, seorang suami bekerja sebagai pengayuh becak dan sang istri sebagai ibu rumah tangga. Desas-desus tetangga yang pernah ku dengar, sang istri dahulu adalah bunga desa yang banyak di sukai pemuda kampung(waktu zaman mudanya). Dari pernikahanya, mereka di karuniai 11 anak, 6 diantaranya di ambil TUHAN. Tersisa 5 yang masih hidup. ke 5 anaknya, kini sudah mempunyai keluarga masing2.

Mereka terlahir pada masa penjajahan kira2 69 tahun yang lalu. Dahulu, sekolah bukanlah kebutuhan, bisa makan saja sudah bersyukur. Ketika masih muda, banyak lelaki yang ingin mempersunting si Tunik, bahkan teman2nya sendiri juga ada yang menginginkan dirinya untuk menjadi permaisuri dalam hidupnya. Namun, jodoh berkehendak pada Karto.

Karto dan Tunik menikah 50 tahun yang lalu, Tunik sekalipun dia cantik tetapi dia wanita yang dikatakan bodoh, karena tidak bisa membaca dan menulis. Dalam keseharianya, hanya masak, mengurusi anak, membereskan rumah dan melayani suami. Begitu juga dengan Karto, keseharianya mengayuh becak dari pagi buta hingga menjelang maghrib. Yang ada dalam benaknya, hanya mencari makan untuk besok tanpa memikirkan apapun.

Selang waktu berlalu, anak2 Karto dan Tunik telah menjadi gadis dan perjaka mereka sudah bisa mengurusi diri sendiri. Lama2 Tunik merasa jenuh di rumah, sewaktu suaminya pergi mengayuh becak, diapun pergi mencari kayu bakar di kebun2. Tunik melakukanya hingga berminggu2 dan Karto tidak tahu akan kegiatan sang istri, diapun tak tahu kalau di samping rumah mereka sudah bertumpuk kayu bakar.

Suatu pagi, Karto tidak bekerja lantaran sakit. Diapun tidur dirumah seharian, pas datang waktu siang Karto pergi ke samping dan terkejut melihat tumpukan kayu yang sudah mulai menggunung. Entah apa yang ada dalam fikiranya, seketika Karto marah besar.

Sekian hari berlalu, sejak dia melihat tumpukan kayu di samping rumahnya dia mulai tak enak bekerja, gusar, gelisah dan sering marah sendiri.

Dan suatu hari di tengah siang bolong, Karto memutuskan pulang ke rumah. Padahal, dia tak pernah pulang secepat ini sebelumnya. Kemarahanya semakin menggila ketika tak didapati si Tunik istrinya di rumah. Karto langsung marah, gelas di pecahinya pintu di tutup sekencangnya. Entah setan apa yang menghinggapi dirinya.

Menjelang sore tiba, Tunik berjalan sempoyongan menggendong kayu dan meletakkanya di samping rumah. Melihat istrinya datang, Karto lekas menghampirinya dan memukulnya dengan kayu.

"Mas Karto, kamu kenapa? Aku kok dipukuli?" tanya Tunik kesakitan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline