Lihat ke Halaman Asli

Potret Sulawesi Tenggara dalam Dinamika

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sulawesi Tengara adalah propinsi paling sempit dan fenomelan di antara enam propinsi di Pulau Sulawesi. Pertama, dari perspektif sosiogeografis, Sulawesi tenggara merupakan provinsi yang paling tenggara pada posisi daerah indonesia timur. Posisi demikian menempatkan Propinsi Sulawesi Tenggara pada kedudukanstrategis dalam konstalasi sosial, ekonomi, politik, dan budaya di Pulau Sulawesi yang berpenduduk kira-kira mencapai 1.349.619 juta jiwa (tahun 2010). Di samping itu, Sulawesi Tenggara juga menyandang status sebagai propinsi yang memiliki luas daratan paling kecil di Pulau Sulawesi.

Kedua, dalam perspektif geo-politik, posisi Sulawesi Tenggarajuga strategis, baik dalam situasi damai maupun perang karena ia berhadapan langsung dengan laut internasional dan negara tetangga seperti australia dan negara-negara Asia Timur dan Pasifik di bagian utara. Dalam situasi damai, posisi demikian memungkinkan Sulawesi Tenggara dapat melakukan kontak perdagangan secara langsung dengan pusat-pusat ekonomi perdagangan di Asia Tenggara, seperti australia dan dll..

Jika dua atribut di atas dipersandingkan dengan dua atribut lain berikut ini,maka yang segera tampak dari tampilan Sulawesi Tenggara adalah sebuah ironi.Pertama, tingkat kesejahteraan masyarakattergolong rendahsepertitercermindalam indikator Pendapatan DomestikRegional Bruto (PDRB), Indeks Mutu Hidup (IMH), dan proporsi penduduk miskin atau proporsi desa tertinggal.Dalam hal PDRB,PDRB Sulawesi Tenggara hampir selalu berada pada papan bawah yaitu di bawah peringkat 20 (data tahun 2010).Indeks Mutu Hidup (IMH) manusia Propinsi Sulawesi Tenggara juga relatif rendah.Posisi ini selaras dengan kedudukanSulawesi Tenggarasebagai salah satu propinsi yang memiliki proporsi desa tertinggal dan tertinggal parah terbesar diIndonesia.

Kedua,masyarakat Sulawesi Tenggara tersusun atassuku-sukubangsayang sangat majemuk dan mendiami wilayahkebudayaan yang terpencar. Diantara kemajemukan itu tidak adayang berkedudukan sebagai kultur dominan. Keadaan ini memungkinkanSulawesi Tenggararentan terhadap isu-isu hubungan antarbudaya dan antaridentitas, baik di antarasesama komunitas penduduk asli maupun antarakomunitas penduduk asli dengan komunitas penduduk pendatang dari luar propinsi.

Faktor-faktor di atas diduga merupakan salah satu penyebab pokok mengapa Pemerintah Daerah kesulitan memfokuskan orientasi pengelolaan sumberdaya di Propinsi Sulawesi Tenggara: antara ekosisistem teresterial (daratan) di satu sisi dan ekosistem aquatik (perairan dan lautan) di sisi lain.Ini tampaknya juga melatari mengapa propinsi ini tertimpa problematika berganda memasuki era keterbukaan reformasi.

bagi masyarakat Sulawesi Tenggara di masa depan. Sebagai langkah strategis, usaha tersebut dilakukan sebuah gebrakan besar untuk mengetahui semua potensi pembangunan di sulawesi tenggara yaitu misalnya semua instrumen program kerja disemua sektor harus di sosialisasikan secara kongfrenship demi tercapainya kesejateraan masyarakat lokal




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline