[caption id="attachment_373955" align="aligncenter" width="560" caption="Foto bareng para blogger. Dok. Pribadi"][/caption]
Konten-konten yang sekarang bertebaran di media internet, terkadang meninggalkan kesan yang kurang baik bagi para penggunanya. Tak jarang kita temukan terdapat konten yang tak layak diperlihatkan kepada anak-anak masa kini. Apalagi hal-hal yang berbau porno, acap kali menjadi ancaman bagi generasi mendatang. Entah benar begitu adanya atau tidak, yang jelas saya sebagai mahasiswa pun pernah untuk kesekian kalinya menemukan konten-konten tersebut. Hal ini mungkin muncul karena faktor kurangnya pasokan konten edukatif di media internet, sehingga dengan mudah menemukan konten-konten tersebut tanpa ada himbau apapun.
Ternyata hal ini serupa dengan apa yang dikatakan oleh Om Jay, selaku ketua Komunitas Sejuta Guru Ngeblog dalam acara Kopdar Akbar Guru Blogger, bahwa filosofis terbentuknya komunitas ini sebagai jembatan untuk mengurangi konten-konten yang non-edukatif, yang setiap harinya beredar di Internet. Paling tidak, menurut beliau, dari ratusan dan jutaan guru yang menulis dalam blog setidaknya bisa memberikan pencerahan pada penggunanya, terutama terkait soal pendidikan dan pengembang generasi di masa yang akan datang.
Om Jay juga menambahkan bahwa kegiatan ini sebagai sosialisasi kepada semua guru-guru agar membiasakan menulis. Di zaman kini, masih banyak guru yang belum menyadarkan diri untuk menulis. Walaupun pada dasarnya alasan gaptek (gagal Teknologi) menjadi latar mereka tidak mencoba dunia ini, tetap saja seorang guru sudah sepatunya dituntun untuk bisa menulis.
Menurut saya, masalah teknologi, kalau saja mau belajar, gaptek tersebut sebetulnya bisa ditangani dengan cara membiasakan diri menggunakan teknologi. Hanya proses waktu saja, maka ada kemungkinan hal itu bisa dengan segera berubah menjelma menjadi yang tadinya gaptek beralih ahli teknologi.
Acara yang diadakan oleh Komunitas Sejuta Guru Ngeblog bekerja sama dengan Indosat tersebut berlansung begitu ramai. Dengan mengusung 10 komunitas blogger nasional dan juga dihadiri oleh para guru dari beberapa provinsi di Indonesia. Sebanyak 350 orang dalam waktu dua hari terkumpul menjadi satu dalam gedung Indosat (13/3/15).
Guru Menulis
Menulis, dalam hal ini sebagai pendidik adalah sebuah jembatan yang pantas ditempuh dalam memajukan para generasi bangsa. Dengan kemajuan teknologi dan sistem jaringan yang cukup memadai, guru tidak selamanya harus berkutak menebarkan ilmunya di sekolah saja, tetapi juga ikut meramaika dunia maya, yang tentunya memberikan wawasan apa yang dimilik seorang guru. Bukan untuk facebook, twitter, atau segalanya macamnya, namun di sini guru bisa membuat tulisan mengenai apa saja, terutama terkait hal-hal bidang yang sedang ditekuninya.
Selain itu, dengan melalui blogger guru-guru pun bisa menyalurkan pengetahuannya kepada khalayak banyak. Internet, dengan penggunya sebanyak 25 juta orang akan sangat memungkinkan informasi yang beredar silih berganti dengan cepat muncul secara acak. Maknya tak heran jika informasi yang muncul, menampilkan berbagai konten yang tidak kita sadari memberikan dampak buruk bagi orang lain maupun kita sendiri. Di sinilah peran guru menulis di blogger diperhitungkan.
Selain itu, seorang pendidik biasanya akan genjar membaca keadaan sekitarnya untuk dijadikan bahan menulis. Dan tidak mustahil apabila seorang guru nantinya mampu menjadi penggerak dan promotor pembangunan peradaban. Maksudnya apa? Dengan menulis, seorang guru bisa memberikan buah pikirannya kepada seluruh aspek masyarakat dengan mudah dan tanpa terbatas oleh ruang dan waktu.
Dengan hadirnya internet pula, guru yang tadi awalnya gaptek (gagap teknologi) mampu beradaptasi dengan zaman. Lagi-lagi ini bisa menjadi jembatan bagi pendidik untuk membaca situasi terkini. Dan yang pasti, setelah mampu mengoperasikan keberadaan teknologi, guru cerdas pun bisa lahir. Guru pun akan dengan mudah mencari pola pengajaran, atau bahkan mendapatkan informasi apa yang bisa dibagikan kepada para peserta didiknya. Tidak menutup kemungkinan, bersama murid-murid, guru-guru dapat menebarkan virus menulis sejak dini kepada anak-anak bangsa.
Blogger memberi berkah
Saya dibuat takjub oleh seorang guru yang datang dari pedesaan Jombang. Kalau tidak salah, beliau bernama pak Subandi. Sebuah blogger yang diberi nama olehnya dengan menyuarakan jargon “Ayo mendidik”. Kini, bloggernya sudah menjadi situs kunjungan dari beberapa pihak. Dan saya sangat besyukur bisa mengikuti acara yang mengajak kepada seluruh guru nasional agar membiasakan menulis. Walaupun saya bukan seorang guru—masih mahasiswa sarjana—tapi ini bisa menjadi ancang-acang saya ke depan nanti harus bagaimana membenahi dunia pendidikan. Dalam hal ini, blogger bisa menjadi media ampuh untuk mengajar.
Tidak itu saja, acara itu juga memberikan pelajaran kepada guru-guru mengenai apa dan bagaimana manfaat yang akan didapatkan di dunia blogger. Menarik sekali pembahasan yang disampaikan oleh para guru-guru blogger profesional kala itu. Bahkan dari salah satu narasumber—saya lupa namanya—menceritakan nikmatinya menyelami dunia blogger. Menurutnya, selain materi yang didapatkan, popularitas dan peningkatan intelektulitasnya pun bertambah. Tak jarang, ia pun kerap kali diundang untuk mengisi acara-acara besar, baik skala nasional maupun internasional. Dia pun juga menambahkan bahwa dari kebiasan menulis di blogger, ia pun bisa mendapatkan predikat kepala sekolah terbaik skala internasional karena kontribusinya dalam pengembangan pendidikan melalui blogger pribadinya.
Selain hal di atas, kebiasaan menulis di blogger bukan hanya memberikan dampak positif terhadap popularitas mereka. Kisah-kisah yang sering mereka bagikan itu juga menjadi cerita inspiratif bagi orang banyak, terkhusus lagi para guru yang sudah mengerti dunia blogger.
menurut saya, apabila guru senantiasa membiasakan menulis, terutama memanfaatkan media yang sudah booming di tengah masyarakat, maka skala pendidikan yang baik pun tampaknya bisa tercipta dengan baik. Alih-alih sebagai mediator untuk memverifikasi informasi atau bahkan memang menjadi informasi yang dibutuhkan masyarakat kini. Yang jelas, dengan menulis, apapun yang kita bagikan, entah itu bicara soal kehidupan atau pun di luar itu, setiap hurufnya mampu memberikan kebaikan bagi para pembaca.
Dengan adanya guru menulis pula, rasanya untuk membangun konten edukatif segera bisa terealisasikan, walaupun tidak menjamin 100 % bisa terwujud. Paling tidak, guru dan masyarakat bisa saling membantu, terutama dalam menata masa depan anak-anak bangsa yang akan datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H