Dosa Seorang Penulis Pemula
Status sebagai penulis pemula diibaratkan seperti murid yang baru saja diterima sebuah sekolah. Banyak hal-hal yang harus diperhatikan oleh murid, terutama yang menyangkut mengenai sekolah itu sendiri. Begitu halnya dengan penulis pemula, ketika meniatkan diri menjadi penulis, ada baiknya mengikuti aturan yang diberlakukan. Sayangnya ada banyak penulis pemula yang mengabaikan hal ini karena alasan mereka yang menganggap menulis, ya menulis. Kembali pada masalah sekolah, kalau saja kita menganggap sekolah itu belajar saja, mungkin kita tidak akan tahu apa yang harus kita lakukan untuk di masa depan. Padahal begitu banyak hal yang mesti diperhatikan, baik dari kemajuan seorang murid, prospek hidup yang hendak dituju, dan masih banyak, tergantung kepada masing-masing individu. Begitupun sebaliknya dengan menulis butuh hal-hal yang mesti diperhatikan. Boleh saja kita menganggap menulis itu bebas, hanya saja teori ini diberlakukan bagi mereka yang baru saja memulai kegiatan menulisnya. Namun bagi pemula yang sudah lama, misalnya saya katakan sejak terhitungan 2 bulan dan seterusnya, bisa menulis lebih teliti lagi. Apalagi jika kita sudah mendapatkan bagaimana lezatnya meramu kata-kata, mestinya dituntut untuk tahu bagaimana ramuan kata-kata itu benar-benar akan membawa kenikmatan bagi pencicipnya.
Hal serupa sama saya rasakan sudah mencoba membiasakan diri menulis, namun tetap ada kekurangan di dalamnya. Entah itu dari segi EYD atau hal-hal yang bersangkutan dengan tulisan yang kita minati. Hal semacam ini patut dipertimbangkan agar nantinya tulisan kita benar-benar memberikan informasi yang tepat kepada pembaca, bukan malah membingungkan. Di sisi lain penulis mesti mengetahui apa saja yang harus dilakukan ketika sebuah tulisan enak untuk dibaca. Buku “101 Dosa Penulis Pemula” bisa menjadi rujukan penulis agar lebih jeli memperhatikan tulisannya. Bagi saya pribadi ketika membaca buku ini, beberapa kesalahan dalam menulis daapat ditemukan di dalam tulisan saya. Walaupun sudah membiasakan diri menulis, tetap saja kesalahan itu ada. Dan untuk mengatasinya adalah dengan banyak membaca buku-buku yang berkaitan dengan dunia menulis.
Kata “Dosa” dalam buku tersebut tidak diartikan dalam dosa yang kerap kali disinggung dalam ajaran agama. Dosa di sini lebih diartikan kepada kesalahan. Menulis tidak akan membawa dosa apabila tujuannya adalah sebuah kebaikan, jika isinya adalah sebuah keburukan, ada kemungkinan tidak akan diterbitkan. Kesalahan penulis pemula begitu banyak sekali, tetapi dalam buku tersebut hanya diangkat 101 saja kesalahan sebagai pemula. Di luar itu, menurut penulis masih banyak kesalahan-kesalahan yang ada, namun dari 101 kesalahan adalah hal yang kerap terjadi pada pemula sendiri. Memang perlu diperhatikan ketika kita menulis, saya pribadi tidak mau terjebak ke dalam kesalahan yang sama ketika menulis agar nantinya karya kita benar-benar bisa diterima di hati pembaca. Bisa saja karya yang menurut kita pribadi bagus, namun di hati pembaca berbeda, ini adalah hal lumrah terjadi. Oleh karena itu, buku “101 Dosa Penulis Pemula” bisa membantu bagaimana mengurangi kesalahan itu melalui proses yang bertahap.
Buku ini tulis oleh Isa Alamsyah. Seorang motivator menurut karena pada cover depan ditulis “Isa Alamsyah, penulis produktif buku motivasi.” Selain itu beliau juga pendiri dan pengasuh KBM (Komunitas Bisa Menulis), sebuah grup yang memberikan melayani permasalahan dalam dunia menulis. Dan yang terakhir beliau adalah suami dari Asma Nadia, seorang penulis novelis terkenal di tanah air. Saya awalnya tidak tahu apa hubungan Isa Alamsyah dengan Asma Nadia, tetapi di dalam beberapa bab beliau kerap menghubungkan dirinya dengan Asma Nadia beserta anak-anaknya dalam melakoni dunia menulis, sehingga saya menerka bahwa Isa Alamsyah dan Asma Nadia adalah suami Istri. Tetapi di bagian akhir ada endorsement dari Asma Nadia tidak menyebutkan Isa Alamsyah dengan kata yang mengarah pada makna dekat (ayah, suami, dll), tetapi mneggunakan kata “jurnalis andal.” Mungkin ini adalah bentuk profesionalitas seorang dalam dunia kerja. Yang jelas, saya tetap yakin bahwa Isa Alamsyah adalah suami dari Asma Nadia. :D
Penyampai dalam buku tersebut juga enak untuk disajikan bagi pemula yang sedang galau badai akibat menulis dan membaca yang membosankan. Selain tulisannya tidak menjenuhkan mata, penyampainnya begitu sederhana dengan sajian contoh-contoh yang mudah dipahami. Buku ini tertulis sebanyak 318 halaman, lumayan banyak bagi yang malas, tetapi bagi yang rajin, ini bisa dihabiskan dalam hitungan jam saja. Maklum lagi bersemangat membaca. J
Bagi teman-teman yang sudah akrab dengan menulis, namun tulisannya masih terasa kurang gurih-gurih mak nyos. Ada baiknya membaca buku tersebut, lebih baik lagi kalau langsung membelinya. Atau ada tema-teman yang sudah akrab mengikuti berbagai lomba menulis, namun sering kali gagal maning¸saya sarankan untuk bisa membacanya. Tidak akan rugi demi sebuah kemajuan diri sendiri. Dan terakhir, jika ingin jadi penulis, ya jawabnya “BERGERAK!”....
Bagi namanya yang ditag, saya minta sarannya terhadap tulisan saya.
Terima Kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H