Lihat ke Halaman Asli

Dominasi Korea dan Barat di Indonesia

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dulu, pada zaman jahiliah kuno, atau lebih dikenal pada zaman kebodohan masayarakat sudah memiliki budaya tersendiri. Sekarang Sejak jarak 14 abd dari masa Jahiliah kuno. Kini masyarakat dunia memasuki jaman jahiliyah modern. Budaya masyarakat dunia yang dominan adalah budaya yang berdasarkan pada prinsip hidup pragmatis1-hedonistik2, sama seperti yang pernah dianut oleh masyarakat jahiliah kuno. Melakukan segala hal tanpa mempelajari baik buruknya. Lebih keren meniru dari pada melakukan apa yang telah diciptakan oleh pikiran dan tangan leluhur sendiri.

Gaya hidup sekarang lebih banyak meniru tren dari luar. Seperti, Amerika dengan musik dan mode, dan Korea dengan gaya hidup, boy band, dan girl bandnya. Semua hanya sekedar untuk menunjukkan jati diri palsu. Menciplak apapun yang dilihat sedang ramai diperbincangkan orang sekarang. Meniru segala sesuatu yang membuat diri tidak merasa sendiri. Sehingga, tidak berani tampil beda dengan gaya alami budaya sendiri.

Apa yang terjadi ?

kritis identitas. Ya, krisis identitas.Keengganan untuk menjadi diri sendiri menjadi masalah yang paling berbahaya. Bahkan tidak mengenal ataupun,dan tidak mau mengenal kelebihan apa yang dimiliki diri sendiri dan budaya sendiri dapat membawa bepancana bagi masyarakat itu sendiri.

Konsep gaul yang dikatakan anak muda sekarang, berhasil membuat itu menjadi hukum yang harus ditaati setiap orang yang melintasi masa muda. Hukum sosial berlaku bagi mereka yang tidak melaksanakan hukum gaul dan ikut-ikutan. Padahal, ini penting banget, Orang asing yang tidak bukan kelahiran indonesia sangat haus sekali melihat budaya kita sendiri malah kita berlaku seperti bukan budaya sendiri. Orang asing mencari segala hal yang berbau dengan budaya indonesia sendiri.

Kenapa bisa terjadi ?

Karena yang dilihat lebih keren dari pada yang dimilki. Merasa bahwa yang di miliki tidak berkwalitas dan tidak ngetren di masyarakat luas. Sehingga segala hal dilakukan dengan cara cepat merubah jati diri agar sama dengan apa yang dilihat. Meniru segala budaya yang masuk tanpa filterasi. Kemudian, dengan alasan agar tidak dibilang ketingggalan semuanya menjadi ikut ikutan saja.

Korea dan Amerika sekarang menjadi pusat tern dunia. Sebahagian besar yang berasal dari amerika dan korea pasti menjadi ngetren di dunia. Orang korea lebih sering mengatakan orang yang mengikuti setiap mode adalah fasionista sejati. Korea sekarang menjadi kiblat anak muda untuk bergaya. Sebahagian muda mudi bertingkah layaknya boy band dan girl band yang terlihat dilayar televisi

Semua bisa didasari karena rasa takut ketinggalan zaman. Sehingga, apapun mode yang sedang ramai di gunakan atau dilakukan orang banyak pasti diikuti. Kita memang tidak boleh ketinggalan zaman tapi bukan berarti kita mengikuti zaman. Agama juga menyatakan islam itu tidak ketinggalan zaman tapi islam tidak mengikuti zaman. Mengetahui informasi itu wajib agar kita tidak ketinggalan.

Apa solusinya ?

Kita sudah lihat gangnam style yang di populerkan oleh PSY. keberhasilannya membuat namanya sendiri dan nama kota gangnam kepuncak dunia. Sekarang tugas kita harus membuat gangnam style indonesia. Membuat segala budayakita terkenal ke dunia. Sering membuat pameran tari budaya dengan konsep panggung yang megah, mewah, dan wah ... ( buat semua orang mengatakan waw .... )

Selain itu mengenal dan mahir melakukan beberapa tarian daerah merupakan langkah awal yang nyata dan sangat bermanfaat. Bukan suatu keanehan bila mahasiswa yang mendapat beasiswa ke luar negeri akan diuji pengetahuannya dan keahliannya seputar budaya Indonesia.jadi mari kita mempelajari dan memperkenalkan budaya kita sendiri.

Pragmatis :Bersifat mengutamakan hal-hal yang benar-benar mendesak atau bermanfaat dan dapat dilaksanakan saat ini tanpa menghiraukan hal-hal lain yang masih dapat ditunda atau tanpa banyak teori begini begitu

Hedonistik :Nilai pokok dalam hidup adalah merasakan kesenangan-kesenangan sampai pada tahap terpuaskansecara terus-menerus apapun tujuannya dan betapapun susahnya.

Referensi:

(Ismail, hudzaifah., Tadabbur ayat ayat motivasi, 2010.)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline