Lihat ke Halaman Asli

Menumbuhkan Sikap Optimis pada Anak

Diperbarui: 21 Juli 2015   11:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

“Mas Danish berani main flying fox…” tanya saya kepada Danish putra pertama saya saat liburan kemarin.

“Flying fox yang gimana… yang tinggi ada talinya itu ya…” tanya dan jawabnya sambil melihat arena flying foxnya.

“Iya… Dulu, sewaktu masih TK, pas out bond Mas Danish kan berani main flying fox…” Rayu saya kepada Danish agar ia mau dan berani main flying fox.

“Ya.. iya, aku mau. Tapi sama papa ya…” kata Danish dengan muka antara sedikit senang dan takut.

“Loh… ya ndak, ya mas Danish sendiri..”

Kemudian saya menuju loket untuk membeli karcis, tetapi sayangnya untuk main flying fox berusia minimal 15 tahun.

Akhirnya sayapun mendampingi Danish untuk main flying fox bersama. Dan, selama di atas, saya gunakan berbincang – bincang dengan Danish.

“GImana mas rasanya…” kata saya sambil memegangi tali

“Enak pa, isis, pemandangannya bagus” jawabnya.

“Hebat, mas Danish berani” puji saya atas keberaniannya main flying fox yang lumayan tinggi dan jauh ini.

Penting bagi saya sebagai orangtua untuk menjadikan anak – anak menjadi pribadi yang optimis. Sikap optimis penting bagi anak untuk membuatnya siap dan berani dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline