Innalilahi wainnaillaihi rojiuun. Dini hari tanggal 7 mei 2012 menjelang pergantian hari pukul 3 shubuh, Allah telah memanggil Ibu Neni, ibunda dari A Sendi Septiriandi yang merupakan suami dari adik kandung saya Cindy Septiriandi. Almarhumah meninggalkan dunia dengan segala ketenangannya di rumah sakit jakarta. Tidak ada yang menyangka kapan maut menjemput. Manusia harus selalu bersiap saat tiba waktu terakhir di dunia.
Dunia yang fana, hanyalah persinggahan belaka. Saya teringat bait lagu milik aa gym,
Hidup di dunia sebentar saja
sekedar mampir sekejap mata
Jangan terpesona jangan terpedaya
Akherat nanti tempat pulang kita, akherat nanti hidup sebenarnya.
Ya allah, rasanya mimpi mendengar kabar ini. Almarhumah memiliki suara merdu, pitch controlnya bagus (memakai istilah mbak trie utami). Terakhir bertemu dengan almarhumah itu bulan kemarin, saat saya berkunjung ke rumah cindy dan yoyo mario di arcamanik. Wajahnya cokalt manis kearab-araban melambaikan tangan saat saya, cindy dan yoyo mario (bayi adik saya) beranjak pergi. Ternyata itulah pertemuan terakhir saya dengannya.
Jenazah beliau sekarang sedang dalam perjalanan menuju bandung untuk dimandikan dan disemayamkan. Kami berusaha menenangkan keluarga yang ditinggalkan, terutama adik saya cindy dan suaminya sendi. Di mata mereka, almarhumah begitu baik dan penolong. Walaupun bekerja sebagai wanita karier, almarhumah selalu memasak setiap harinya dengan menu makanan yang beragam. Almarhumah adalah wanita yang kuat dan tegar. Wanita ikhlas yang memiliki talenta musik yang banyak.
Ikhlas. Hanya ikhlas yang manusia bisa lakukan. Semuanya dikembalikan pada pencipta kita.
Sebagai manusa kerdil penghuni bumi yang ada dialam semesta raya, haruslah sellau kita petik hikmah dari cerita shubuh hari ini. Ikhlas, iman dan istiqamah merupakan modal bagi perjalanan abadi kita. Ingatlah selalu nama Allah saat kita melangkahkan aktivitas setiap hari dalam hati. Beribadah khusu dan bersujud syukur atas segala nikmatNya. Yang paling utama menurut saya adalah selalu ridho pada segala takdir Allah Swt yang telah ditakdirkan pada kita manusia. Melalukan semua haruslah atas dasar Allah, mencintai semua karena Allah. Mengikhlaskan yang meninggalkan kita di dunia pun juga harus ikhlas hanya karena Allah semata.
Lupakan keinginan untuk dihormati, dihargai, ditakuti atah bahkan diakui. Sebab tujuan hidup kita, sekali lagi hanya untuk menggapai ridho Allah Swt. Selalu bersyukur padaNya dan mari kita bersama bertaubat mumpung masih diberi waktu.