Lihat ke Halaman Asli

Masalah (Kedaluwarsa Teori Sastra – Prinsip Puisi) Indonesia

Diperbarui: 11 April 2016   03:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 Science Valley 61: (Kedaluwarsa Teori Sastra – Prinsip Puisi) Indonesia

Lalu, apa masalah (kedaluwarsa teori sastra – prinsip puisi) Indonesia (dan dunia)?

MUDAH untuk menjadikan sesuatu menjadi rumit, tetapi rumit untuk menjadikan sesuatu menjadi mudah (Murphy).

FEELING IS BELIEVING. Kali ini, membahas buku PRINSIP-PRINSIP DASAR SASTRA (Henry Guntur Tarigan, 1985) sebagai acuan, dengan tambahan buku Pedoman Pengajaran Apresiasi Puisi (Sumardi, dkk, 1985), buku TERGANTUNG PADA KATA (A. Teeuw, 1980), dan dibandingkan dengan (R)Evolusi Ilmu - Paradigma Baru Milenium III, yang berpatokan pada syarat keteraturan atau sistem ilmiah ilmu TQZ Scientific System of Science.

Mari mulai membahas buku PRINSIP-PRINSIP DASAR SASTRA (Henry Guntur Tarigan, 1985) dan buku lainnya.

Paradigma Lama: Buku Satu PRINSIP-PRINSIP DASAR PUISI (Hal 2-66) dan buku lainnya.

“Kata puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis yang berarti penciptaan...Kelamaan semakin dipersempit ruang lingkupnya menjadi “hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat-syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan kadang-kadang kata-kata kiasan” (4)...Menurut Richard hakekat puisi itu terdiri dari (a) tema, makna (sense), (b) rasa (feeling), (c) nada (tone), (d) amanat, tujuan, maksud (intention) (10)...Penyair mengatakan lebih banyak dari pada yang dikandung oleh kata-kata atau pun kombinasi kata-kata yang tersurat pada sanjak mereka... Memenuhi maksud ...itu ...diperlukan...metode yang baik beserta sarana-sarana yang diperlukan untuk itu. Yang terpenting diantaranya adalah: (a) diksi (diction), (b) imaji (imagery), (c) kata nyata (the concrete word), (d) majas (figurative language), (e) ritme dan rima (rhythm and rime) (27-28)...Menciptakan puisi paling sedikit 5 hal, yaitu: (I) konsentrasi, (II) inspirasi, (III) kenangan, (IV) keyakinan, (V) lagu” (48)...Betapa pun mahirnya kita berteori tentang puisi, belumlah bermanfaat kalau tidak dipergunakan atau dipraktekkan (Henry Guntur Tarigan, 1985: 62).

“Asal-usul kata kesusastraan, yakni su dan sastra: su berarti baik dan sastra berarti tulisan atau karangan...Didasarkan pada asal-usul kata kesusastraan ini didapatkan batasan kesusastraan sebagai “karangan yang indah” atau “karangan yang baik” (1)...Puisi sebagai jenis sastra memiliki susun bahasa yang relatif lebih padat dibandingkan dengan prosa...Penyimpangan bahasa dalam penciptaan puisi dimungkinkan...Dispensasi bagi penyair tidak mematuhi norma kebahasaan...Memperhitungkan tercapainya nilai kepuitisan (3-4)...Segi bentuknya kita mengenal puisi terikat dan puisi bebas...Puisi terikat ...adalah pantun, syair, gurindam dan soneta. Puisi bebas yang dikenal sebagai puisi modern...Tidak ada ketentuan mengenai jumlah bait bagi sebuah bangun puisi, jumlah larik dalam setiap bait, pola persajakan, dan sebagainya (4-5).

Ciri-ciri Sajak yang Lemah. (1) Kata-kata, ungkapan, atau pernyataan yang berlebihan atau bombastis, (2) Masalah atau tema yang terlalu kecil, jika dibandingkan dengan alat ekspresinya yang kuat, (3) Kelemahan penalaran, (4) Sisipan objek sehingga penonjolan objek utama dan keutuhan sajak terganggu, (5) Lebih dari satu sudut pandang, (6) Gaya pengucapan atau gaya bahasa yang kurang atau tidak sahih, (7) Kelemahan rima, (8) Bersifat prosais, (9) Bersifat mengekor (25-32)...Langkah-langkah pemahaman puisi ...sebagai berikut: (a) Titik pandang, (b) Ungkapan, (c) Makna, (d), Pesan, dan (e) Nada dan suasana (Sumardi, dkk, 1985: 44).

“Sajak yang baik merupakan bangunan bahasa yang menyeluruh dan otonom, hasil ciptaan seorang manusia dengan segala pengalaman dan suka-dukanya...Saya tidak memakai hanya satu metoda tertentu saja untuk mendekati sajak...Jika berdasarkan buku ini saya nanti akan dikotakkan dalam aliran atau mazhab teori atau kritik sastra tertentu, terserah” (A. Teeuw, 1983: 5-6).

Paradigma Baru Milenium III: Teori Sastra – Prinsip Puisi (Bahasan bandingan ringkasan Buku Satu PRINSIP-PRINSIP DASAR PUISI (Hal 2-66) dan buku lainnya).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline