Lihat ke Halaman Asli

Antropologi dan Sistem Religi dalam Masyarakat

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Religiusitas merupakan kedalaman penghayatan keagamaan seseorang dan keyakinannya terhadap adanya tuhan yang diwujudkan dengan mematuhi perintah dan menjauhi larangan dengan kaiklasan hati dan dengan seluruh jiwa raga.

Faktor Religiusitas

Menurut Thoules ada beberapa faktor yang mempengaruhi religiusitas, diantaranya Pengaruh pendidikan dan pengajaran sosial dari berbagai faktor sosial yang terjadi, Pengalaman yang pernah dialami individu dalam pembentukan sikap keagamaan, Faktor yang timbul dari kebutuhan akan rasa aman, cinta kasih, harga diri dan ancaman kematian.

Unsur pokok dalam Religiusitas

Suatu sistem religi dalam suatu kebudayaan selalu mempunyai ciri-ciri untuk sedapat mungkin memelihara emosi keagamaan itu diantara pengikut-pengikutnya yang menjadikan sebuah ciri khas suatu daerah.

Adapun ciri khas suatu daerah tertentu dipengaruhi oleh tiga unsur lain, yaitu:

1.sistem keyakinan dalam sebuah masyarakat yang dianutnya

2.sistem upacara keagamaan yang membedakan identitas yang satu dengan identitas yang lainnya.

3.suatu umat yang menganut religi itu.

Antropologi &  Sistem Religi

Sejak lama Antropologi sudah memiliki perhatian tersendiri (khusus) terhadap ilmu keagamaan, diantara Upacara keagamaan dalam sebuah kebudayaan suatu masyarakat merupakan hal yang paling nampak. Etnografi mengenai (upacara keagamaan) dijadikan teori asal mula keagamaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline