Lihat ke Halaman Asli

Rasa Kebanggaan Terhadap Kota Kelahiran yang Mulai Luntur

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada yang tanya ke saya begini "Mas, mas apa nggak bosen toh tiap hari apdet statusnya tentang Magetan aja di facebook?" .Dan saya pun menjawab tidak, karena bagi saya ini adalah suatu kebanggaan mengenalkan Magetan, kota kelahiran saya sekaligus ini sebagai timbal balik saya kepada Kota Magetan. Saya makan, minum disini, dan kini sudah saatnya saya memberikan kontribusi nyata untuk kota saya. Meski saya orang Maospati, tapi saya akan lebih bangga jika disebut sebagai warga Maospati, Magetan, bukan maospati madiun, karena Maospati itu memang ada di Magetan bukan di Madiun. Jujur saya sangat prihatin dengan anak anak muda Magetan yang masih enggan bangga dengan kota kelahiranya, sekaligus mau mengumandangkanya. Mereka malah lebih bangga disebut sebagai orang madiun daripada orang Magetan. Dan yang membuat saya lebih prihatin lagi, banyak warga pendatang yang datang ke Kota Magetan, yang merasa mempunyai feel setelah mereka tinggal di kota ini, sementara penduduk aslinya malah malu menjadi seorang Magetian atau Orang Magetan. Ironis memang, tapi inilah fakta anak anak muda yang ada di Magetan sekarang, meski tidak semua orang begini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline