Lihat ke Halaman Asli

Protokol Zionisme: Rancangan Strategi Rahasia Yahudi

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Protokol Pertama

Yahudi Masonik tidak akan dapat ditaklukkan oleh siapapun. Para Yahudi Masonik, akan menggiring masyarakat internasional kepada kelalaian diri, sebelum akhirnya menaklukannya. Dengan mediasi pendirian kelompok-kelompok penentang kekuasaan yang sah, Yahudi Masonik akan mendorong masyarakat Internasional menjadi pecandu Miras dan Narkoba, guna membejat pola pikir masyarakat dunia. Yahudi Masonik, berusaha dengan segala tipu daya untuk merusak mental dan moral para anak muda. Untuk menyukseskan misi penghancuran tersebut, Yahudi Masonik, akan membidik para pendidik, para buruh, para pembantu di rumah-rumah petinggi agama, para pekerja, para wanita penghibur yang bekerja di tempat-tempat hiburan, para wanita pemuja kebebasan, dan berpola hidup glamour.

Jargon yang kita anut untuk mewujudkan cita-cita besar kita adalah: mengoptimalkan segala kekuatan dan kebanggaan kita dengan segala cara demi tercapainya tujuan. Kita aktualisasikan undang-undang kita—Torah dan Talmud--sebaik mungkin. Kita tidak akan ragu sedikitpun “membeli” orang-orang hina dan pengkhianat bangsa mereka, selama hal itu menguntungkan bagi terwujudnya obsesi kita.

Kita adalah bangsa pertama yang menciptakan kalimat (jargon) Kebebasan, Kesetaraan (egaliter), dan Persaudaraan, yang selalu digembar-gemborkan masyarakat Internasional di berbagai tempat di muka bumi ini. Mereka meneriakkan propaganda kita tanpa sadar dan pemikiran yang dalam. Padahal jargon tersebut bagi kita hanyalah kalimat kering makna. Kita sengaja memakai tiga kalimat ini untuk menutupi strategi adu domba, pertikaian dan instabilitas yang kita tebar di tengah-tengah masyarakat dunia.

Jargon Kebebasan, Kesetaraan (egaliter), dan Persaudaraan, yang kita propagandakan di tengah masyarakat dunia, menjadikan kita banyak kawan, pendukung, dan simpatisan di penjuru dunia; meski jargon tersebut, mengusik hati para petinggi agama, dan merusak keharmonisan serta kebersamaan mereka. Dengan demikian, kita telah berhasil meruntuhkan sendi-sendi kehidupan para aristokrat, sebab merekalah provokator utama yang menyemangati penduduk bumi memusuhi anak bangsa kita.

Protokol Kedua

Kita harus mengerahkan segala potensi yang kita miliki, agar peta peperangan tetap pada dua poros saja—Barat dan Timur--. Jangan sampai peta peperangan terpetak-petak menjadi beberapa kubu (poros), sebab hal itu akan menyulitkan kita untuk menjadi penguasa ekonomi dunia. Kita jadikan dua poros yang saling bertikai (berperang) memiliki ketergantungan ekonomi pada kita, mengemis bantuan kita. Dengan begitu, pada saat yang tepat kita akan kuasai dua poros yang saling berperang tersebut, untuk mengukuhkan kita menjadikan adikuasa dunia.

Kita harus melobi para penguasa setiap negeri untuk menempatkan pegawai administrasi pemerintahan, orang-orang yang tidak becus dan tidak mengerti tata administrasi, agar supaya memudahkan kita untuk mempermainkan pemerintahan tersebut, seperti halnya kita bermain catur.

Kita pakai kekuatan pers kita untuk menaburkan propaganda kita di benak para gentile—bangsa nonYahudi--, agar supaya mereka manut dengan semua kebijakan yang kita putuskan.

Lihatlah propaganda keberhasilan kita. Kini apa yang diserukan Darwin, Karl Marx, dan Nietzsche menjadi ideologi pemikiran yang diyakini banyak manusia di muka bumi ini. Semua itu wujud keberhasilan propaganda kita untuk meracuni pemikiran ummat manusia.

Dunia informasi adalah kekuatan megadahsyat. Kita harus kuasai pers dunia. Kita jadikan para jurnalis dan para pelaku pers di bawah cengkeraman kita. Dan kita cukup berada di belakang layar.

Protokol Ketiga

Di hadapan kita hanya tinggal beberapa jarak lagi. Kemudian simbol lingkaran ular* akan segera ditutup. Ketika lingkaran itu telah ditutup, maka negara-negara Eropa akan menjadi sapi perah bagi kebijakan nasional kita.

Kita harus terapkan politik adu domba antara para penguasa dan rakyat mereka, agar memudahkan langkah kita untuk menguasai negara tersebut.

Bahasa kita kepada kekuasaan adalah uang, untuk menaklukkan kekerasan hati para pejabat negara. Kita harus suap mereka untuk memuluskan semua rencana yang kita tuju.

Kita semangati partai-partai oposisi untuk menentang pemerintahan yang sah. Kita provokasi para buruh dan orang-orang marjinal untuk menuntut hak-hak mereka secara penuh kepada pemerintah mereka. Kita buatkan delik-delik tuntutan dengan dalih-dalih utopis. Pada saat yang sama kita skenario pejabat negeri itu, agar “berbenturan” (terjadi konflik) dengan buruh.

Kita mobilisasi masyarakat internasional, untuk menghabisi hirarki kekuasaan para aristokrat, yang hanya menuntut hak kepada rakyat, tetapi, sama sekali tidak mau memenuhi hak rakyat. Kita perkuat ‘pasukan’ (personil) kita dengan merekrut para komunis pengangguran, untuk menghancurkan para arisktokrat, yang menjadi penghalang besar cita-cita anak bangsa kita.

Kita harus menjadikan para buruh tetap hidupdalam gelimang kemiskinan dan kerendahan, agar supaya mereka tetap tunduk kepada perintah dan kemauan kita, dengan cara menebar rasa cemburu, iri hati, dan saling mencurigai antarsesama buruh.

Kita akan skenariokan Krisis Ekonomi Dunia, melalui emas yang ada di tangan kita. Kita akan provokasi para buruh untuk menuntut hak-hak mereka kepada majikan mereka, kita manfaatkan kebencian para buruh kepada majikan mereka yang mendarah daging untuk mengobarkan disharmoni di antara kedua belah pihak.

Tidak ada satupun yang mampu menghalangi atau mengganggu langkah kita. Sebab kehancuran para pemeluk Masehi—dan agama lain—melahirkan kekuatan dahsyat bagi kita, untuk menguasai dan menghancurkan semua pemerintahan yang berusahamemusuhi dan menghalangi kita.

*Bangsa Yahudi mengidentifikasikan Kekuatan Rahasia mereka atau pemerintahan mereka dengan ular yang menggeliat membentuk konfigurasi lingkaran. Kepalanya membentang dari bumi Palestina, pascakeruntuhan Haekal Solomon pada tahun 70 M. Ekornya tetap berada di bumi Palestina. Kepala ular akan menggeliat ke penjuru bumi untuk mematuk (mencaplok) dan menghancurkan bumi. Kepala ular tidak akan kembali berkumpul ke ekornya di bumi Al-Quds, kecuali setelah berhasil menghancurkan dunia atau tunduk simpuh di bawah kekuasaan Yahudi yang dikomandoi dari bumi Al-Quds.

Protokol Keempat

Freemasonry menjadi tameng yang menutupi kesejatian obsesi dan rencana besar kita. Freemasonry juga menjadi peti kemas yang membungkus semua langkah dan strategi rahasia kita terhadap para gentile—non Yahudi. Freemasonry menjadi pembantu utama kita dalam mensterilkan pemikiran ketuhanan di benak para pengikut Kristen—dan agama-agama lain--, berikut menggantinya dengan kemasygulan menghitung nominal harta kekayaan dan kesibukan mencari uang.

Kita harus belokkan pandangan pemikiran keagamaan para pemeluk Kristen—dan agama-agama lain—kepada pemikiran ekonomi dan pelik perdagangan serta perindustrian, dengan begitu mereka akan sibuk memikirkan pelik duniawi daripada memikirkan pelik agama.

Kita harus mempraktikkan bunga sebesar mungkin, sebab dengan cara menaikkan suku bunga inilah kita akan mudah memasukkan uang para gentile ke kantong kita. Kita harus benturkan para pelaku usaha non Yahudi dengan ‘alat’ bunga pinjaman ini, agar timbul persaingan tidak sehat dan ketergantungan para penguasa nonYahudi kepada kita.

Masyarakat dunia tidak akan bisa ‘dicuri’ simpati mereka dengan kekuatan politik, agama maupun kekuatan moral. Masyarakat dunia hanya bisa dicuri simpati mereka dengan kekuatan emas. Kita harus memprovokasi masyarakat dunia untuk cinta emas (harta). Dan kita yakinkan mereka bahwa emas adalah wujud sesembahan yang sesungguhnya.

Protokol Kelima

Sejak petinggi otorita agama berhasil kita hancurkan, maka punahlah nilai-nilai al-Quds, mereka kini menjadi gelandangan politik, yang berada di bawah kendali dan cengkeraman kita.

Cara paling ideal untuk mengkondisikan dan menguasai opini publik, adalah dengan memfokuskan tindakan pengaburan polemik yang diwacanakan publik, melalui lontaran dan pemikiran dan gagasan masing-masing pihak yang saling berpolemik, kemudian menggiring publik nonYahudi ke lembah kesesatan informasi, serta membiarkan mereka pada polemik sesat tidak berujung.

Kita harus memfasilitasi gerakan-gerakan yang sengaja ingin menciptakan kekisruhan kehidupan sosial, menggugat tradisi, dan penentang kekuasaan yang sah.

Kita harus membenturkan golongan-golongan yang ada dalam masyarakat dunia, agar keterfokusan para gentile—nonYahudi—kepada gerakan rahasia kita teralihkankepada konflik internal.

Kita harus menaburkan benih-benih permusuhan dan pertikaian di kalangan para pegiat agama, agar supaya mereka meminta bantuan kepada kita untuk menengahi gesekan yang terjadi di antara mereka. Dan kita akan menolong mereka dengan syarat, mereka menuruti kemauan kita.

Dengan menguasai penguasa otorita agama, langkah kita menuju penaklukan para penguasa negeri akan terbuka lebar. Dan ketika negeri-negeri itu berhasil kita ‘cengkeram’, kita akan memposisikan diri kita sebagai pimpinan tertinggi dunia, yang menentukan semua arah kebijakan masing-masing negeri.

Kekuasaan dunia yang bakal kita terapkan, adalah dengan sistem jaringan laba-laba, kita kuasai negara paling digdaya, kemudian kita pola semua bangsa melalui negara adidaya itu, untuk memenuhi semua keinginan dan keputusan kita. Dengan begitu kita akan menjadi pengendali dunia, meski di balik layar.

Protokol Keenam

Kita harus melakukan langkah-langkah besar untuk mereduksi warisan intelektual para gentile—bangsa-bangsa nonYahudi--. Kemudian menyusun siasat jitu untuk meruntuhkan warisan intelektual tersebut.

Kita harus menggunakan segala cara untuk mempromosikan pemerintahan kita. Agar supaya beroleh popularitas dan citra baik di mata dunia internasional, kita kerahkan semua negara yang berada di bawah ‘cengkeraman’ kita untuk gerakan promosi pencitraan tersebut.

Kini pemerintahan Aristokrat telah lengser yang tersisa hanyalah para Borjuis, namun demikian, mereka adalah komunitas berbahaya, yang sewaktu-waktu dapat mengancam aset kepemilikan kita. Maka wajib bagi kita untuk melumpuhkan para Borjuis dan tuan tanah.

Cara terbaik untuk meruntuhkan para Borjuis dan tuan tanah, adalah dengan menaikkan pajak penghasilan setinggi mungkin, atau meningkatkan suku bunga pinjaman mereka setinggi mungkin.

Kita juga berusaha menekan pemerintah untuk meninggikan pajak perdagangan, kita tingkatkan gaji para buruh, tetapi pada saat yang sama kita naikkan harga bahan-bahan kebutuhan pokok.

Kita ganggu laju dunia perindustrian dengan barang-barang tiruan, kemudian kita hancurkan harga di pasaran. Kita lemahkan tingkat barang-barang produksi masing-masing pabrikan, dengan cara membudayakan miras dan narkoba di kalangan para buruh, dengan begitu semangat kerja mereka akan menurun dan produksi majikan mereka juga turun.

Protokol Ketujuh

Kita harus menekan negara-negara Eropa untuk membantu kita menebar fitnah, kedengkian, dan riak-riak permusuhan dengan benua-benua lain. Dengan begitu akan terbuka bagi kita mengais simpati dunia internasional.

Kita sengaja menciptakan instabilitas dengan cara provokasi-provokasi keji, untuk memancing reaksi masyarakat dunia. Ketika mereka termakan provokasi, kemudian menggugat eksistensi kita. Saat itulah kesempatan emas kita untuk menekan dunia internasional menghormati keberadaan kita.

Dunia internasional tahu persis kemampuan kita untuk membidani revolusi sosial berskala luas atau menciptakan instabilitas dunia internasional. Kita memiliki posisi tawar yang tinggi dihadapan dunia internasional, dan kita dapat melakukan apa saja yang kita rencanakan.

Jika ada satu negara yang mengecam atau menentang rencana besar bangsa kita, maka kita akan ‘memakai’ negara tetangganya untuk menyerang negara tersebut. Jika ternyata dua negara yang kita benturkan itu bersatu untuk memusuhi kita, maka akan kita wacanakan Perang Dunia.

Demi keberhasilan strategi kita yang berskala internasional, maka kita harus membentuk (membangun) opini dunia, melalui kekuatan agung kita, yaitu: p e r s (teknologi informasi).

Untuk menunjukkan eksistensi kita di mata dunia internasional, maka kita harus melakukan tindakan terorisme, dengan cara pendudukan atau kejahatan internasional. Jika ada sekumpulan pemerintah negara-negara lain hendak memerangi kita, maka kita serang mereka dengan senjata produk terbaru Amerika, Cina, Rusia atau Jepang.

Protokol Kedelapan

Pemerintahan kita harus dibentengi dengan peradaban kita dan peradaban negara-negara lain yang berada di bawah cengkeraman kita. Kita ‘beli’ para penulis besar, para pakar keilmuan, para administrator, para akuntan, para politikus, dan manusia-manusia hebat lainnya untuk kita jadikan antek kita.

Kita undang para pelajar terbaik dari negara-negara miskin untuk belajar di negara kita atau negara-negara yang di bawah cengkeraman kita. Setelah tamat, kita jamin hidup mereka, dan kita tidak meminta imbalan dari mereka, selain menjadi ‘duta’ penyampai misi-misi kita di negara masing-masing.

Pemerintahan kita,akan kita jadikan mahaguru bisnis, sebab politik perekonomian adalah materi terpenting dan wajib dipelajari anak bangsa kita. Dengan begitu, kita akan menjadi begawan ekonomi, penentu kebijakan perekonomian dunia dan pengeruk kekayaan dunia sebanyak-banyaknya.

Kita tidak boleh mendelegasikan putera-putera terbaik kita ke negara-negara koloni kita, untuk menduduki jabatan strategis di negara-negara tersebut. Kita tempatkan manusia-manusia bodoh di jabatan strategis, agar dibenci rakyat mereka, dengan begitu akan memudahkan kita mengendalikan negara-negara koloni kita.

Protokol Kesembilan

Kita harus menguasai infra struktur sarana dan prasaran publik di negara-negara gentile—nonYahudi--, agar memudahkan langkah kita mempola kehidupan rakyat negara tersebut. Kita akan kuasai sektor publik sebanyak-banyaknya, agar misi kita bersentuhan langsung dengan para gentile.

Kita harus menempatkan orang-orang kita di setiap pemilihan kekuasaan, baik yang berskala regional maupun internasional. Kita gunakan kekuatan pers kita untuk mendukung calon yang kita jagokan. Dan misi utama kita mendompleng event pemilihan tersbeut, adalah memberi pembelajaran publik akan perlunya tiang pancang kehidupan bebas.

Kita telah melakukan langkah gemilang dengan menghancurkan para pemuda nonYahudi, dengan menjejali pandangan hidup dan kehidupan yang merusak mental mereka. Boleh jadi di antara kita ada yang khawatir, bagaimana jika langkah kita diketahui para gentile, dan mereka memaklumatkan perang kepada kita? Harus kita ladeni tantangan mereka, sebab kita memiliki kekuatan untuk melawan kekuatan manapun di dunia ini. Kita tunjukkan kepada gentile, bahwa kita adalah bangsa pemberani dan siap menghadapi mereka.

Kita akan bantu investasi pembangunan stasiun kereta api bawah tanah, di samping menguntungkan kita secara ekonomi, kita juga mengerti peta-peta besar. Menguasai dunia transportasi adalah bagian dari rencana besar kita.

Protokol Kesepuluh

Biduk rumah tangga keluarga-keluarga non gentile harus dihancurkan melalui pengaruh budaya. Kita bidik manusia-manusia berotak brilian dari kalangan gentile, untuk menjadi ‘buruh’ propaganda kita.

Kita harus menciptakan pemerintahan otokratis agar supaya sentralisasi kekuasaan agama, birokrasi, dan hukum dapat dikendalikan dengan satu pintu keputusan. Dan kita harus menempatkan orang-orang kita di pemerintahan tersebut, agar misi kita berjalan tanpa rintangan sesuatu apapun.

Protokol Kesebelas

Tuhan telah melimpahkan karuniaNya kepada kita, dengan memilih bangsa kita sebagai pilihanNya. Pilihan itu tampak seolah-olah seperti wujud kelemahan kita, padahal sebenarnya merupakan kekuatan kita. Pilihan itu tampak seolah-olah seperti wujud kelemahan kita, padahal sebenarnya merupakan kekuatan kita. Itulah yang telah membawa kita ke puncak penguasaan atas seluruh dunia.

Klub-klub bentukan Freemasonry merupakan katalisator penghubung antara kita dengan para gentile yang menjadi bidikan kita. Kita adalah serigala, dan bangsa-bangsa non Yahudi adalah kambing gemuk buruan kita. Apa yang bakal dilakukan kambing gemuk ketika tiba-tiba mendapati serigala yang siap memangsanya? Kambing gemuk itu hanya dapat menutup matanya dan menyerahkan nasib hidupnya kepada si pemburu.

Protokol Keduabelas

Kita akan lebarkan dominasi pers kita ke media massa lokal, kita akan awasi dengan sensor ketat, sehingga berita-berita yang yang dirilis benar-benar sesuai misi dan tujuan propaganda kita. Dan tidak ada satupun berita yang dimuat kecuali atas ijin kita.

Kita akan menerapkan beban pajak tinggi kepada setiap penerbit yang menerbitkan buku-buku besar, kita bebaskan pajak bagi penerbitan buku-buku ringan, terutama yang dibenci dan dilarang para petinggi agama untuk diterbitkan.

Kita dukung penerbitan-penerbitan majalah-majalah pengumbar nafsu. Kita akan beli pers milik perusahaan keluarga, untuk mengkonter berita-berita yang menyudutkan misi kita.

Protokol Ketigabelas

Kita harus memutarbalikkan opini publik agar jauh dari realita yang sesungguhnya. Keharusan kita adalah menebar wacana, menghujani otokritik dengan logika-logika terbalik untuk menyerang musuh-musuh kita.

Kita harus menskenariokan misi pers menjadi penyapa hati publik internasional. Kita memiliki pakar-pakar media brilian yang mahir dalam mengkondisikan opini dunia.

Kita harus melakukan segala cara untuk memperdaya umat manusia dengan hiburan-hiburan yang melengahkan, semisal dengan mendirikan tempat-tempat hiburan baru, festival seni, dan turnamen olahraga untuk ‘membumikan’ misi besar kita di tengah-tengah masyarakat internasional.

Protokol Keempatbelas

Agama yang diperbolehkan ‘hidup’ di muka bumi ini hanya satu, yaitu agama yang terkait dengan obsesi besar kita. Oleh sebab itu, sebuah keharusan bagi kita untuk menghancurkan semua aqidah dan sistem kepercayaan.

Jika akhir-akhir ini marak bermunculan perilaku atheis, maka fenomena tersebut menguntungkan kita, sebab generasi yang akan datang, semuanya akan berpaling kepada agama Musa yang memposisikan semua bangsa berada di bawah kaki kekuasaan kita.

Kita akan melakukan segala upaya untuk mengkirtik habis-habisan agama nonYahudi. Tidak ada seorangpun daripada para gentile—bangsa nonYahudi—yang boleh mengkritisi agama kita, sebab rahasia agama kita sangat dalam, yang dijaga kerahasiaannya oleh para petinggi agama kita, dan tidak diperkenankan untuk disebarkan di antara masyarakat kafir—orang yang tidak beragama Yahudi disebut kafir--.

Kita akan berusaha tidak kenal lelah dan putus asa, untuk menyebarkan misi kita melalui karya sastra di negara-negara yang diklaim atau mengklaim dirinya sebagai negara maju.

Protokol Kelimabelas

Kita harus mendelegasikan orang-orang kita di kelompok-kelompok rahasia, dan di klub-klub Freemasonry untuk tugas spionase internasional dan polisi rahasia kita di seluruh penjuru dunia. Dari mereka inilah kita bakal mengetahui ‘peta’ informasi penting dunia, kemudian mengambil langkah yang tepat, guna menyikapi wacana yang ada.

Sebelum puncak kekuasaan dunia tergapai, kita harus intensif mendirikan klub-klub Freemasonry untuk ‘tangga’ menaiki puncak kekuasaan. Ketika tampuk kekuasaan dunia telah kita raih, sangat mudah bagi kita menghancurkan klub-klub Freemasonry nonYahudi yang menentang obsesi besar kita.

Kita akan ‘habisi’ (bunuh) para pegiat Freemasonry yang memberontak, dengan cara halus dan sistematik, serta tidak menimbulkan kecurigaan sedikitpun, baik di kalangan internal maupun eksternal Freemasonry.

Protokol Keenambelas

Kita akan hancurkan sistem dan kurikulum yang ada di perguruan tinggi (universitas-universitas) saat ini. Kita akan rekonstruksi penulisan sejarah, membuang kandungan sejarah yang mendiskreditkan latar kesejarahan anak bangsa kita, serta menyelipkan (menambahi) dan membusukkan etos kesejarahan para gentile yang memusuhi sejarah kita.

Kita akan hancurkan semua sistem pendidikan yang bersifat khusus (partikuler). Kelak ketika propaganda kebebasan berpikir telah berhasil membawa kita ke puncak kekuasaan dunia, kita akan hancurkan propaganda kebebasan berpikir tersebut, karena kita sudah tidak membutuhkannya lagi.

Kita telah merumuskan metode penaklukkan jiwa, dengan metode pembelajaran hipnotis, metode ini akan membuat para gentile—nonYahudi—kehilangan kesadaran diri mereka, serta tidak mampu memikirkan kesejatian diri mereka.

Para gentile itu seperti hewan-hewan yang tercocok hidungnya, mereka menunggu diberikan gambaran pemikiran sebelum mencoba mengingat-ingatnya.

Protokol Ketujuhbelas

Kita harus mencari-cari kesalahan para petinggi agama nonYahudi, berikut merumuskan cara terbaik untuk membusukkan karakter mereka di hadapan publik. Kita tidak boleh lengah terhadap ajaran-ajaran yang diserukan para petinggi agama, sebab hal tersebut menjadi kendala (penghalang) utama pecapaian cita-cita kita.

Manakala ada kesempatan yang memungkinkan kita untuk menghancurkan markas KePausan, kita akan mendelegasikan ‘satria’ terbaik kita ke Vatikan untuk menebar provokasi dan memetakan situasi guna persiapan penyerangan.

Ketika masyarakat dunia menunjukkan perlawanan dan kebencian kepada Vatikan, kita berpura-pura menjadi peredam pergolakan dan penengah meletusnya perang. Dengan demikian kita akan sampai ke jantung Vatikan.

Sebelum misi melumpuhkan kekuatan Ke-Pausan Vatikan, tidak ada satu kekuatanpun yang mampu mengeluarkan kita dari Vatikan. Sejak saat itulah diraja Yahudi akan menjadi Paus Agung yang sesungguhnya dan menjadi penguasa keUskupan gereja di seluruh dunia.

Protokol Kedelapanbelas

Untuk menjual senjata-senjata yang kita produksi, kita harus mempersenjatai kelompok minoritas, menyulut api kemarahan mereka, mendalangi tindakan sabotase mereka, ‘membeli’ orator terbaik untuk menyuarakan permusuhan kepada pemerintahan yang sah.

Kita harus menciptakan instabilitas masyarakat dunia, dengan memfasilitasi dan mempersenjatai kelompok-kelompok ultra radikal keagamaan, kebangsaan, dan kelompok-kelompok lainnya. Kemudian kita dekati penguasa negara-negara besar untuk memburu dan menghabisi mereka. Saat itulah misi kita akan berhasil, dan senjata produk kita juga bakal laku.

Protokol Kesembilanbelas

Untuk merelatifkan kejahatan politik, berikut menjatuhkan para politikus pada titik kehinaan, kita harus memenjarakan para politikus jahat, dan menempatkan mereka di sel yang sama dengan sel para penjahat biasa.

Dengan menempatkan satu sel tersebut, berarti kita telah menciptakan (menggiring) opini bahwa politikus jahat sama persisnya dengan pencuri, pembunuh, dan pelaku kejahatan lainnya, yang melakukan kejahatan keji.

Dari sinilah akan lahir sistem pemikiran bahwa kejahatan politik tidak ubahnya seperti kejahatan kriminal, dan publik akan berkesimpulan politik jahat sama persis dengan pelaku kriminal, keduanya dianggap hina dan nista.

Protokol Keduapuluh

Kita akan kuasai mata uang negara-negara asing, kita akan ‘mainkan’ kurs (nilai tukar) mata uang mereka untuk mengukur rasa simpati dan dukungan mereka terhadap kedaulatan kita.

Kita akan beri pinjaman lunak kepada negara-negara yang simpati dan mendukung kedaulatan anak bangsa kita. Tetapi, terhadap negara-negara yang tidak mendukung, kita terapkan bunga tinggi, agar kita bisa menguasai aset negara-negara penghutang.

Para gentile itu pasti tidak menyadari, bahwa dengan mau menerima tawaran kita memberi pinjaman lunak, sejatinya kita telah menancapkan kaki pengaruh kita di negara mereka. Dan pelan tapi pasti, kita akan kuasai roda perekonomian mereka, serta menguras aset kekayaan negara mereka.

Kita akan menguasai aset kekayaan dunia, melalui penanaman modal dan memainkan peran penting di dunia moneter. Tidak ada bantuan gratis bagi mereka, uang yang kita keluarkan harus ada kompensasi ‘super’ menguntungkan bagi kita. Dan kita akan jadikan negara-negara penghutang kaki tangan ‘agama’ kapitalisme kita.

Protokol Keduapuluh satu

Kita akan tenggelamkan pemerintah negara-negara gentile dengan hutang-hutang besar. Kita provokasi mereka untuk meminjam modal pembangunan dan belanja negara kepada kita.

Kita harus membeli saham dibursa-bursa tiap negara, ketika kita telah menguasai bursa saham, kita guncang ‘pasar uang’ di negara-negara tersebut, agar terjadi krisis moneter. Dengan cara inilah kita dapat mempertahankan nilai tukar mata uang kita, dan menjaga dominasi kita di dunia moneter.

Protokol Keduapuluh dua

Emas sebagai inti kekuatan anak zaman ini, ada di genggaman kita. Dan harus dipertahankan untuk tetap di tangan kita. Dominasi emas (moneter) ini harus terus berlanjut hingga anak cucu dan generasi yang akan datang. Senjata emas ini merupakan pedang tajam kita untuk menggapai kekuasaan dunia.

Kita butuh tindakan terorisme untuk mengguncang perdamaian dunia, kemudian kita ciptakan dan giring opini dunia bahwa perdamaian sejati tidak akan pernah terwujud, kecuali jika kendali dunia di bawah panji para Zionis.

Protokol Keduapuluh tiga

Langkah pertama yang mesti kita kerjakan untuk mengeksiskan Kerajaan kita, adalah menghancurkan organisasi, lembaga swadaya, dan klub-klub yang dulu sengaja kita bentuk untuk menopang rencana besar kita. Sungguh na’if dan sangat berbahaya membiarkan ‘wadah-wadah’ tersebut tetap eksis, sebab akan menjadi ancaman besar bagi Kerajaan kita.

Diraja Israel bakal dipilih langsung oleh Tuhan, tugas pertamanya adalah menghancurkan pemikiran-pemikiran kontroversial yang telah kita pakai sebagai ‘alat’ untuk mewujudkan impain kita.

Protokol Keduapuluh empat

Diraja kita harus berasal dari klan keluarga Daud, yang dilindungi dan didampingi para cedik cendekia Zionis.

Diraja kita harus jauh dari ‘geliat’ syahwat biologis, rendah hati, suka berbaur dengan rakyatnya di ruang-ruang publik.

Diraja kita harus bersih dari skandal-skandal pribadi. Dan harus rela mengorbankan segala keinginannya demi kepentingan rakyatnya..

Diraja kita harus menjadi simbol kemuliaan, kewibawaan, dan kekuatan.

(Sumber: Abdullah Al-Thail. 1400 H/1984 M. Yahudi Penghancur Dunia. Mihrab, Jakarta. Disertasi di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir diterjemahkan oleh Misbah Em Madjidy 2008 M )

Dikumpulkan dari berbagai sumber

PROTOKOL ZIONISME:

RANCANGAN

STRATEGI RAHASIA YAHUDI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline