Lihat ke Halaman Asli

Ada Pornografi di Kompasiana

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pornografi adalah sesuatu yang menampilkan/menayangkan suatu hal yang dianggap fulgar oleh khalayak, baik itu yang menyangkut sexualitas maupun hal lain yang dinilai tabu ( tidak pantas dibicarakan/ditampilkan pada khalayak ramai ).

Sebelumnya saya pribadi sangat buta dengan apa itu pornografi dalam dunia tulis menulis. Dan tanpa disadari saya telah menghasilkan karya-karya tulis yang seenak udelnya mengajak pembaca menjadi berpikir negatif tentang tulisan saya. Padahal saya bermaksud baik yaitu berbagi pengetahuan. Namun ternyata penilaian pembaca berbanding terbalik 180 derajat. Dan sayapun paham, setiap kepala berbeda-beda isinya. Berarti saya pribadi telah memaksakan kehendak ( egois ).

Di sini saya sering menemui karya-karya tulis dari para kompasioner yang saya anggap pornografi, terutama pada kanal humaniora. Tidak lain dan tidak bukan adalah tulisan-tulisan yang membahas tentang agama, termasuk karya tulis saya. Ini adalah sebuah PR tersendiri bagi admin. Karena hal ini sangat rentan dengan situasi yang panas di mata dan panas di hati bahkan menjurus pada fitnah SARA. Padahal tujuan penulis adalah positif, yaitu berbagi, sesuai judul kompasiana ( sharing conekting bukan kon akting versi bahasa surabaya ).

Kita tidak dapat menyalahkan para pembaca yang berkomentar pada tulisan kita, sebab setiap orang memiliki kadar pengetahuan yang berbeda, bahkan itu sudah menjadi keyakinan tersendiri bagi individu yang bersangkutan. Tidak mungkin seorang murid SD disuruh membaca dan memahami buku pelajaran anak SMU ( imposibel dan tidak pernah mungkin mencerna ).

Ini adalah sebuah pengalaman pribadi saya. Tanpa disadari saya telah memaksakan kehendak dan telah melakukan tindakan Pornografi ( menayangkan sesuatu bukan pada tempatnya ). Saya tidak menghargai calon penikmat tulisan saya, dan ini adalah sebuah dosa besar tersendiri bagi saya, bahkan lebih besar dari pelecehan sexual. Akhir kata saya mohon maaf bila ada kata yang tidak berkenan pada tulisan ini. Mari hargai orang lain, sebab orang lain yang bisa membuat kita berarti di kehidupan ini.

Salam hormat saya untuk semua
bvb

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline