Lihat ke Halaman Asli

Kutitipkan Malamku Di Perempatan

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku titipkan malamku di " perempatan jalan "
Bersama kerumunan pemungut sampah yang mengadu nasibnya dengan binatang malam.
Sebab siang mereka telah di rebut para priyayi berpakaian putih.
Laluku pergi menyambangi " neraka. "

" Dalil-dalil ulama telah kugantungkan di pucuk pinus.
" Bersama mahzab yang berwarna-warni "
Bila kuperlu kugunakan gulungan kertas untuk meneropongnya
Atau kubulatkan kedua jariku tuk menerawangnya.

" Hah!
Dasar pria gila!

Ucap mereka pembela Tuhan.

" Tuhan?
" Dibela?

Ha ha ha ha ha...

" Siapa sih?

Olala...
Gagak hitam hinggap di jendela.
Sebagian hinggap di atap-atap rumah dan memenuhi ujung pintu.
Sebagian lagi mengitari langit sore dan menutupi pandanganku pada pelangi.

Tuhan.
Mereka membelamu.
Lucu gak ya?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline