Lihat ke Halaman Asli

Api Dalam Kopi

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

kasur empuk di musim hujan
bawakan bantal guling di pembaringan
hangatkan pori gemukan daki
malas menjadikan iblis unjuk gigi

jendela kusam tirai bersulam
tertutup rapat dalam kelam
duri mengacung di tumpukan sekam
mengincar mulus di kedinginan malam

buat apa kupegang sapu tangan
sebab selimut telah membuatku kehilangan
percuma kubuat kelopak mata sembab
bila tanya tak kunjung terjawab

ambilkan lilin dan korek api padaku
biar kubakar dadaku
sebab tangis telah menjadikanku budak
sampai jiwaku lelah teriak

nyalakan api itu untuku
biar terbakar belukar di benaku
dan ambilkan pisau dalam sarungmu
aku ingin mencabik-cabik lemahku

nyalakan api itu untuku
agar kopi tetap nikmat tuk minumanku
saat perjamuan hela nafas
walau ratap semakin memelas

nyalakan api itu untuku
nyalakanlah
di sini
di dada ini

~¤~
bvb

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline