Lihat ke Halaman Asli

Celoteh Rindu Untuk Raja

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sore diselimuti kelabu. Sepanjang jalan bercampur rintik, sebentar lagi senja. Rima-rima telah kutaburkan di bawah rindang kamboja, bersanding topi-topi kesatria dimasa lalu yang teramat pilu itu.

Sejenak kuamati cakrawala. Dan kucoba sedikit bertanya. " Apakabar Nusantara ?

Doa-doa telah dipanjatkan segenap jiwa, berirama bersama rintih tangis bercampur geram. Rajaku diam Republik buram. " Apakah kami hanya debu-debu yang mengganggu istana para punggawa?

Rajaku membisu dikelilingi penipu.

¤¤¤

Ini rindu, hanyalah sebuah hasrat yang menggebu. Tentang setangkai mawar di bawah garuda, dan tentang perut yang lapar di bawah kibar bendera.

Sungguh ini sebuah rinduku. Pada ratuku yang takunjung bertemu, sedangkan jelata takuasa mengadu pilu.

Laksana senja yang disambut malam. Ini rindu semakin menghujam.

Apakabar Nusantara?
Kemana setangkai mawarmu yang siap dipetik jelata?

-------
selatan borneo
bvb




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline