Lihat ke Halaman Asli

Sebuah Prosa, Semoga

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pagi tadi aku ingin menulis sebuah prosa, tentang hasil tatap mata dan pendengaranku, dan tentang detak jantung setiap nafasku.

Sebuah prosa hasil pengamatanku disore yang sedikit masih mendung setelah gerimis siang kemarin. Saat kutatap segerombol anak fixie sedang bersantai dan bersenda gurau dengan kringat-keringat mereka seusai menikmati jalanan kota. Di tepi alun-alun di bawah pohon pinus, aku menatap sekelilingku. Di pojok kanankupun nampak segerombolan pria gaek sedang duduk bersantai di samping sepeda onthel mereka yang masih nampak bening terawat, sebagian dari mereka asik bercanda dan sebagian lagi asik dengan kretek di tanganya.

" Aghh, sungguh indah pemandangan sore kemaren di alun-alun kotaku, saat kucoba melemparkan penat yang sedari siang menyatroni isi kepalaku.

Aku sempat berpikir ketika menatap dua kelompok bersepeda di hadapanku. Seandainya 100 juta saja orang Indonesia memakai sepeda dalam keseharianya, mungkin dapat menghemat pemakaian Bbm sebanyak 100 juta liter perharinya, itu kalau dipakai 1 liter perhari, aghh, lagi-lagi otaku mencoba tuk beropini tentang aktualisasi yang teramat mustahil.

" Yeach, kotaku yang kecil, namun sudah mulai berisik saja, dan aku, hanya sanggup menikmatinya sambil mencoba kutuliskan sebuah prosa di tepi alun-alun kota.

" Yeach, aku ingin menulis sebuah prosa, entah bagaimana cara yang baik agar bisa terasa indah tuk yang membacanya. Sebab alibi-alibiku masih sebatas opini dalam menyampaikan ilustrasi faktual.

" Aghh, entahlah, semoga ini sebuah prosa...

¤¤¤¤¤
hutan pinus 130911
bvb




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline