Jatuhmu berderai.
Diatas atap dan basah.
Sebagianmu menyiram ranting, daun serta rerumputan.
Tiap tetesmu adalah titipan rindu.
Kau basah menghujam tanah.
Menebar aroma cinta dari si ibu renta.
Apakah Kita tahu, ibu tua penuh luka di perutnya?!
Gersang telah hilang.
Rintikmu telah basahi pengap.
Walau aroma siti jenar, isyaratkan kematian!
Tapi dingin masih teramat memacu ingin.
Hujan.
Rinaimu tak selalu tentang kehijauan.
Sebab basah tak selamanya cair.
¤¤¤¤¤
pinggir trotoar 18-11-11
boil
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI