Lihat ke Halaman Asli

Tik

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tik.

Empat puluh hari aku melepas kepergianmu.
Namun kau masih menancapkan ayumu di benaku.
Bergelayut dan terkadang bernyanyi sambil kau lemparkan getir.

Tik.

Kupu-kupu asik menari diatas kelopak bunga.
Sebagianya lagi hinggap di atas daun.
Lalu terbang mengikuti yang lainya.
Gundahku hilang dibawa mereka seketika.

Tik.

Aku rindu aroma tanah basah.
Saat kepalamu kau sandarkan pada bahu kiriku.
Lalu kita bercerita tentang senja.
Dan pulang selepas tersibak awan hitam.

Tik.

Sudah empat puluh hari aku melepasmu.
Di atas gundukan tanah merah di bawah pohon kamboja.
Hanya tatapan yang berkaca-kaca yang ada.
Dan sebuah guru tentang sebuah kepulangan yang abadi.

¤¤¤¤¤
hutan pinus 161111
bvb

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline