Lihat ke Halaman Asli

Singosari dalam Roman Picisan

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

'' Nama saya Ken Arok, ya saya Ken Arok.

Ucap seorang pemuda kepada sosok wanita bertubuh sintal berparas ayu. Wanita itupun membalas dengan senyuman khasnya yang menggoda.

'' Saya Kendedes...

Sahutnya sambil mengulurkan telapak tanganya. Seketika itu terasa bedesir seluruh aliran darah sang pemuda tampan, matanya tak henti-hentinya menjelajahi setiap inci lekuk tubuh wanita di hadapanya. Perasaanya bergetar hebat seketika, gairah lelakinya seolah-olah tertarik medan maghnit yang begitu kuatnya.

Kemudian mereka duduk berhadapan, mata pemuda itu masih belum ingin lepas menelanjangi sosok bidadari di hadapanya. Nampak indah dan sempurna ketika wanita itu menyilangkan kaki kirinya yang bertumpu diatas kaki kananya, dengan balutan rok mini nampak begitu indah dan mulus bentuk paha yang begitu kencang. Nafas pemuda itu kian tak terkendali lagi ketika sosok dihadapanya menatapnya semakin genit, bentuk bibir yang merekah dengan sorot mata yang tajam dan nakal.

'' Silahkan di minum mas.

Ucap wanita itu mencairkan kebekuan suasana, pemuda itupun mencoba mengatur sikapnya seketika.

'' Boleh saya merokok ?
'' Saya juga merokok Mas, silahkan...

Ken Arok masih terbius oleh suasana di hadapanya, walau sebatang rokok telah dia nikmati, namun sosok dihadapanya membuat naluri lelakinya semakin tak terkendali saja.

'' Sebenarnya niat saya kesini hanya tuk mengetahui keadaan Nyai saja, saya di perintahkan oleh tuan tuk menjaga Nyai.

'' Ooo...terus tuan sedang berada di mana sekarang, pasti sedang asik dengan istri-istri barunya ya, hmmm...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline