Lihat ke Halaman Asli

Kabar Kematian

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

riuh sapa bayu meributkan dedaunan, terkadang pepohonan melemparkan ranting-ranting kering keatap rumah dan terkadang membanting segala yang ringan tuk diangkatnya
lelaki tampan mengintip cemas dari lubang kecil dinding kayu.

'' mungkin ini isyarat...
'' yeah, aku yakin ini adalah suatu isyarat buatku, atau...
'' ochh tidak tidak, semoga dia baik-baik saja disana.

lelaki di balik jendela semakin bertengkar dengan cemasnya, kemarin malam kekasihnya pergi karena perselisihan soal was-was mereka tentang hari depan yang menggelisahkan harapan mereka tuk bahagia.
sebentar-bentar ia terbatuk-batuk kecil, sambil sesekali mengusap dadanya yang sudah tak bidang lagi.

matanya kembali mengintip, suasana di luar masih begitu ributnya, sesaat kemudian munculah sebuah bayang dari arah rimbunya pepohanan yang tertiup angin kesana-kemari.
bayangan itu seolah-olah memandang kepadanya, dari posisi wujudnya yang mengarah kepadanya.

'' dia mengetahuiku rupanya...
'' tapi siapa dia...?!

bayangan itu nampak mendekat diantara dedaunan yang berhamburan, kini semakin jelas wujudnya, nampak rambutnya yang panjang tersibak sang angin kesana dan kemari.

'' Aida...??

lirihnya mengenali sosok bayangan itu, sejenak dia terpaku, kemudian dia mencoba mengintip kembali dari celah-celah lubang dinding kayu rumahnya.

'' Aida...kenapa malam-malam yang mengerikan ini dia kemari, padahal kemarin dia lagi sakit keras, ada apa gerangan dirinya ?

dengan sikap dia segera menuju kearah pintu, diraihnya gagang pintu itu dan segera ia buka, sosok itu masih berdiri di bawah pohon, angin masih berhembus dengan kencangnya, namun sosok itu hanya diam seolah-olah tidak sedang terjadi apa-apa.

sebelum lelaki itu mengampirinya, tiba-tiba saja dia dikejutkan oleh suara lolongan anjing liar dari arah samping kediamanya, anjing itu semakin mendekati sosok di bawah pohon, lolonganya semakin panjang dan terkadang-kadang mirip orang yang merintih-rintih.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline