Lihat ke Halaman Asli

Merangkat Fiksi

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

tuan-tuan pemilik tatapan
tuan-tuan pemilik keutamaan
tuan-tuan pemilik keindahan
tuan-tuan pemilik kecerdasan

kemarilah barang sebentar
telanjangilah aksara tabu kami
berenanglah dalam setiap spasi di sungai-sungai yang penuh kesejukan kata
walau kami bukan bagian dari opini-opini aktualisasi
karena nada kami adalah sumbang

----------
achh....

kami hanyalah fiksi
yang suka bersembunyi diantara ramai opini
kami hanyalah goresan kata-kata bermajas
mencoba menyampaikan lalu pulang tanpa mengharap jas

dan aku adalah puisi
terkadang menjadi sebuah prosa yang mengada-ada
namun begitulah adanya kata-katanya
penuh romantika yang terkesan penuh problema

merangkat adalah sebuah caraku dia dan mereka-mereka yang sejatinya sama
menyampaikan sebuah pesan dari isyarat-isyarat alam
lalu bersyalalala dubi dubida wuakakaka
laksana langit yang mendung lalu menggerimis romantis

achh...

sumbanglah kataku
namun setidaknya tak hanya diam membisu
walau dinding-dinding tetap menjadi saksi bisu
tapi kami bukanlah sosok mirip asu

yeachh...
begitulah...
dan begitulah...
itu sajalah...

-------------------------------------
dari selokan banjarbaru tuk desa rangkat

salam kemerdekaan kata
bvb

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline