Lihat ke Halaman Asli

Kematian yang Ditunda

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

'' wuahh, mahkluk itu begitu mengerikan, pada berdiri seluruh bulu kuduku.


sesaat aku hanya diam sambil sesekali memandang kearah keluar jendela ruang, namun mahkluk itu terus mentapku, wujudnya tidak pernah aku lihat sebelumnya.

dia membawa tongkat dan cambuk, tak ada tanda-tanda pernah tersenyum sedikitpun dari raut wajahnya.


'' ya Tuhan, siapakah gerangan dia ?!


aku terus bertanya-tanya, mulutku tak henti-hentinya membaca kalimat-kalimat dari ayat suci.


'' ooghh, tidak...tidak, jangan sekarang Tuhan...


sesaat aku teringat dengan segala perbuatanku, dari lokalisasi sampai pinggir trotoar, dan akupun terpikir akan hutang-hutangku yang masih menumpuk.


mahkluk itu terus menatapku, sorot matanya yang berwarna merah mengisyaratkan sebuah pesan kematian, di luar tidak ada siapa-siapa, namun aku teringat akan sebuah cerita, bahwa seekor gagak akan sibuk hilir mudik bila kematian kita telah tiba, namun tak sekalipun aku mendengarnya.


'' si..siapa kamu...?!


sosok itu hanya diam saja, matanya terus menelanjangiku inci demi inci, seolah-olah ingin mencabik-cabik tubuhku yang sedang terkulai lemas diatas pembaringan.

aku mencoba berteriak meminta pertolongan, namun mulutku sepertinya terkunci tiba-tiba.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline