Lihat ke Halaman Asli

Romantika Kebejatan

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

setuang demi tuangan telah habis
botol-botol mulai bergelimpangan
namun resah masih saja tak beranjak pergi
hanya aroma menyengat dan berat di kepala yang tertinggal

akupun hina
akupun zolim
akupun mati

berawal dari sebuah bayang-bayang
lalu menangkap bayang-bayang
semua menyatu menjadi bayang-bayang
dan menghilang bersama bayang-bayang
asapun hilang

aku ingin pergi
menjemput sepi
tak ingin kembali lagi
dan meninggalkan sunyi

suara-suara dari langit seolah memecahkan daun telingaku
berharap setitik ilmu yang membantuku tuk menterjemahkanya
lalu merobek semua gelisah yang membungkus harapku
dan bermunajad sepi mengungkap semua tanya tentang cemas

perahuku sedikit retak
namun sisa-sisa energiku membuatku dapat bertahan
membentangkan layar yang terkoyak
dan berharap bayu berhembus menuntunku kesebuah dermaga kemenangan

achh....

botol-botol itu kini telah menjadi sebuah romantika tercantik
akan kubingkai bersama catatan-catan kebejatanku di tepi pantai
agar kelak kuingat selalu
bahwa kotor terlebih dahulu membuat mandiku terasa segar dan menyehatkan

yeachh....
begitulah....

-------------------------
pinggiran trotoar di selatan borneo
by
bvb

@ No copy-paste

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline