Lihat ke Halaman Asli

Duhay Tikusku

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

duhay tikusku yang cantik
apakah dikau telah disakiti oleh kucing-kucing garong
yang aku tahu kau hanya tikus yang suka ke kakus
sekedar membantu habiskan sisa roti tuan gendutmu itu

duhay tikusku kamu mungkin terluka
tiap hari selalu ada berita duka
berita yang hadir dari media
membuka kerudungmu yang indah itu

achh...

sungguh malang nasibmu
baru beberapa saat duduk diantara kursi yang basah
kau sudah terkena noda merah
sungguh malang nasibmu duhay tikusku

kucing-kucing garong memang begitu
kalau laper meraung-raung kayak singa ompong
walau udah buncit makan sepiring ikan sang majikan
tetap saja tergoda dengan aroma depan kakus yang gemerincing cing cing

yeachh...

tergoda
oh sungguh menggoda
aroma kakusmu lebih menggoda dari belahan dada istri-istri mereka
walau kancut mereka sudah teramat sempit menampung isi di atas pinggangnya

achh...

negeriku terlalu banyak tentangmu dan kalian semua
entahlah...
apa isi dalam celanaku masih sanggup mencetak anak cucu
kalo fakta selalu berbicara tentang sandiwara para durjana

kus...oh tikus
semoga kalian tak lagi rakus
atau...
semoga cepat mampus dalam kakus

amin

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline