Lihat ke Halaman Asli

Rasa-rasa Merasa-rasa

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku hanya ingin mencoret-coretkan sesuatu, dan hanya ini yang aku bisa persembahkan dari otak kotorku, sebuah puisi mungkin, atau sebuah sajak, entahlah, tapi, aku tak begitu mengetahuinya yang mana puisi yang mana sajak, atau sastra, hmmm, entahlah, yeah, aku rasa ya begitulah hasil usilnya jemari tanganku... ***** romansa matahari berseteru dengan detik diantara biji tunas dahan ranting dan dedaunan meninggalkan cahaya yang bersahaja mengecipak diatas air yang mengalir aku diam menyikapi malam tadi yang gelap kemaren lusa juga begini namun yang beda hanya suasana hati matahari senantiasa bersemangat bekejaran dengan detak jam dinding yang terpaku di sudut ruangku sedikit lelah rasaku ingin rehat sambil kuseduh secangkir kopi sedikit manis atau teh panas bersama sebatang rokok yang masih tersisa ahh, Tuhan... Kau senantiasa bercanda dengan ruang hatiku aku disini cuma bisa tersenyum nyeri kakiku perih di jalanan kerikilnya runcing-runcing bercampur duri mawar yang berserakan tapi, yasudahlah... asap rokoku menari menghiburku bersama segarnya kerongkongan di siram kopi hangat ah, cerminku ternyata kusam yeah, Tuhan canda-Mu luar biasa walau secangkir kopi masih terasa pahit namun setidaknya wanita-wanita sexy masih menghibur kejantananku dan gitarku, masih enam senar... ahhh... rasa-rasaku merasa-rasa **************** ilustrasi : ngawur aja... pinggir trotoar 12062011 bvb @_*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline