Lihat ke Halaman Asli

Distrik Hitam Sore Hari

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Distrik hitam pada sore hari.

Beberapa pasang mata telah siap menerkam aksara, mungkin akan melumat-lumatnya bersama beberapa racikan bumbu-bumbu metafora, lalu membius seisi jiwa dan menyukma.

'' ahh....

Aku hanya sanggup mencoretkan beberapa garis saja, bahkan tidak sampai satu alenia, karenaku tak sanggup mengonani isi kepalaku yang teramat miskin perbendaharaan kata.

Dan inilah hasilnya.

Noda hitam dalam kantung fiksi.

Secarik, bahkan lima alenia dan bahkan satu halaman menyampaikan kepada tatapan.
tentang satu sendok makan tepung terigu yang berterbangan diterpa angin
dan dua sendok teh kopi tanpa gula
mereka merindukan air
agar bisa membentuk sebuah hidangan istemewa

Namun sudahlah
ini hanya secarik noda hitam dalam kantung fiksi
tak berdasi karena senantiasa oposisi
hanya sekedar tepung tanpa adonan
dan kopi tanpa gelas plus air panas

ahh.....

kopiku tumpah
coretanku basah
hampir tersobek
semoga cepat mengering di hembus angin
----------------------------------------------
pinggiran trotoar pada sore hari
bvb
salam satu hati satu rasa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline