Malam ini adalah malam terakhir untuk 2015, besok malam kita akan memasuki tahun 2016, pergantian tahun biasanya dirayakan dengan berbagai pestapora, namun identik dengan menyalakan kembang api. Setiap tahun selalu berulang seperti itu, namun yang menjadi pertanyaan adalah, apa yang telah kita perbuat di tahun kemaren ? Dan apa yang akan kita lakukan untuk tahun yang akan datang ? Sementara pergeseran budaya tiap tahunnya selalu menuju ke arah yang tidak jelas, rusak, hancur dan lain sebagainya.
Sahabat pembaca sekalian, di tahun 90an mungkin perayaan tahun baru tidak semeriah saat ini, namun pada tahun itu, rasa malu dan budaya ketimuran masih terjaga, perayaan tahun baru mungkin hanya dirayakan dengan pesta kembang api biasa, tidak ada pesta sex, miras, narkoba dan lain sebagainya, setidaknya seperti itulah yang aku rasakan saat itu, dikota ku tercinta Jember, entah seperti apa perayaan tahun baru di ibu kota pada tahun 90an, kota metropolitan yang maju terlebih dahulu daripada kota pinggiran layaknya kabupaten Jember dan sekitarnya.
Namun lihatlah saat ini sahabat, perayaan tahun baru bukan hanya sekedar dirayakan dengan kembang api, melainkan berbagai pesta yang dilarang oleh agama, mulai pesta sex sampai narkoba, tidak perlu jauh-jauh sampai pergantian tahun 2015 ke 2016, dulu sahabat sekalian pasti ingat ketika peegantian tahun 2009 ke 2010, dimana segerombolan mahasiswa merayakannya dengan miras dan sex, sampai akhirnya mereka semua tewas mengenaskan dengan menabrak pohon, tepatnya dikota malang.
Mereka semua tewas dalam keadaan telanjang, kejadian itu sekitar 5 tahun yang lalu sahabat, lalu bagaimana dengan tahun ini? Dimana sudah memasuki era manusia gila, hal yang buruk di anggap baik sementara yang baik dianggap lucu dan kuno, beberapa jam yang lalu, aku membuka sosial media facebook, disana ada yang share berita tentang melonjaknya angka permintaan kondom di sejumlah toko, dan berita yang sama dengan kabupaten yang berbeda juga sama saja, bahkan beberapa toko sampai kekurangan stok kondom, sungguh ironis bukan ?
Jika tahun ini perayaan tahun baru di rayakan dengan pesta sex dan hal itu sudah menjadi hal biasa, tidak menutup kemungkinan hal itu akan menjadi sebuah budaya yang bahkan akan dilegalkan oleh pemerintah untuk pesta sex tiap kali acara pergantian tahun, dan jika pergantian tahun dirayakan seperti itu, maka juga tidak menutup kemungkinan pesta sex di bulan-bulan dan hari hari biasa menjadi sebuah hal yang biasa bahkan akan menjadi sebuah budaya, sungguh mengenaskan bukan?
Majunya zaman ditandai dengan pergantian tahun seolah menjadikan manusia sebagai makhluk yang tidak beradab bahkan hancur, seperti apa yang diriwayatkan Rasulullah saw, " jika hari ini sama dengan hari kemaren maka ia termasuk orang yang rugi, jika hari ini lebih buruk daripada hari kemaren maka ia termasuk orang yang hancur, dan jika hari ini lebih baik daripada hari kemaren maka ia termasuk orang yang beruntung" Naasnya dengan apa yang telah dijelaskan oleh Rasulullah saw, banyak manusia tidak pernah sadar dan instropeksi diri, justru mereka semakin melebur dalam kehancuran dan kebinasaan sebagai hakikatnya khalifah di bumi, apalagi di tinjau dari budaya ketimuran yang memang dikenal dengan rasa malunya yang tinggi.
Sudahkah anda instropeksi diri sahabat, dengan berbagai kejadian yang ada disekeliling kita, atau berbagai kejadian diluar sana, yang sudah nampak bahwa manusia saat ini, tidak lebih baik daripada manusia hutan yang hanya mengenakan baju penutup kemaluannya, walaupun tidak semuanya akan tetapi lambat laun akan menjadi virus bagi yang masih berada pada jalan yang benar. Maka dari itu mari kita semua instropeksi sahabat, apa yang telah kita lakukab ditahun kemaren, dan apa yang akan menjadi target kesuksesan ditahun yang akan datang?
Selamat Tahun Baru Masehi 2016.
Be your self n good luck.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H