Lihat ke Halaman Asli

Budaya dan Manusia dalam Beberapa Konsep Dasar

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Menurut Roger M. Keesing (1992:67) “Sekarang kita telah mencapai tahapan dimana untuk memperdalam pemahaman sangat diperlukan ketepatan. Kita lebih tahu secara lebih gambling tentang apa yang dimaksudkan dengan budaya dan masyarakat oleh para ilmuan social, dan bagaimana pertalian antara kedua pengertian tersebut”.

Para pakar antropologi, seperti halnya para ilmuwan social lain, belum mencapai kesepakatan tentang cara yang terbaik untuk menggambarkan segi-segi kehidupan social yang rumit. Pola berpikir tentang budaya, masyarakat, dan individu yang akan kita bahas didisini berdasarkan kesepakatan bersama perihal prinsip-prinsip umum diantara para pakar teori mutakhir seperti Greertz, Levi-Strauss, dan Goode Nough.

·Konsepsi Budaya Menurut Antropologi

“Pandangan Antropologis tentang budaya konsepsi antropologis tentang budaya merupakan salah satu gagasan paling penting dan berpengaruh dalam pemikiran abad ke-20. Pemakaian istilah “Budaya” sebagai mana digunakan sebagai digunakan oleh para pakar Antropologi abad ke-19 telah berkembang diberbagai bidang pemikiran lainnya dengan pengaruh yang dalam; sekarang dikalangan pakar Humaniora dan para ilmuan social lainnya merupakan hal yang lumrah apabila mereka berbicara, misalnya tentang “budaya Jepang”. Namun sebagai paradoks Pengertian budaya yang tersirat dalam pemakaian istilah telah tadi telah terbukti terlalu luas dan terlalu tumpul untuk menggambarkan unsure-unsur pokok perilaku manusia. Reaksi dari beberapa pakar ialah membuang istilah tersebut sebagai piranti konseptual utama: tanggapan pihak lainnya lagi ialah pempertajam dan mempersempit instrumennya agar bisa lebih tepat”. Menurut Roger M. Keesing (1992:67-68)

·Hubungan Budaya dengan Masyarakat

“Sekarang kita perlu melihat perangkat abstraksi kedua, dan pelengkap yang diciptakan oleh para ilmuwan social dari kenyataan kehidupan social yang kompleks, marilah kita mulai dari suatu masyarakat, katakanlah suatu kota di Bulgaria atau sebuah dusun di Manus. Kita dapati bahwa orang berkelompok dalam keluarga , dan dalam kegiatan-kegiatan bersama lainnya”. Menurut Roger M. Keesing (1992:74)

·Kessing Roger M., Gunawan Samuel.1992.Antropologi Budaya:Suatu Persepektif Kontemporer.Jakarta:Erlangga.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline