Perubahan cepat dalam teknologi informasi telah merubah sebagian besar masyarakat dunia, terutama yang tinggal diperkotaan, khususnya kelakuan remaja Indonesia. Sebagaimana diketahui dengan adanya kemajuan informasi di satu sisi remaja merasa diuntungkan dengan adanya media yang membahas seputar masalah dan kebutuhan mereka, sedangkan di sisi lain media merasa kaum remajalah yang tepat menjadi konsumen dari berbagai produk yang ditawarkan. Seperti diketahui bersama bahwa media, berperan besar dalam pembentukan budaya masyarakat dan proses peniruan gaya hidup, tidak mengherankan pada masa sekarang adanya perubahan cepat dalam teknologi informasi menimbulkan pengaruh negatif, meskipun pengaruh positifnya masih terasa. Kalau dapat diumpamakan remaja perkotaan sudah tertular dengan gaya hidup barat. Hal ini terlihat pada remaja mengikuti perkembangan dunia, mulai dari fashion, gaya rambut, casting HP yang berganti-ganti, pakaian dan sebagainya. Melalui pengaruh ini, remaja diajarkan untuk hidup boros dan menjadi tidak kritis terhadap persoalan sosial yang terjadi dimasyarakat karena terbuai dengan perkembangan zaman. Lebih jauh lagi, dampak bagi remaja dapat dilihat khususnya remaja perempuan cenderung tertanam dalam pandangan mereka jika perempuan menarik adalah perempuan yang agresif dan seksi. Selain itu, dengan semakin mudahnya remaja mendapatkan VCD porno dan internet yang menampilkan gambar-gambar tak senonoh, membuat para remaja penasaran untuk mencobanya, malalui kehidupan seks bebas atau bahkan jika hasrat seksualnya tinggi bisa nekat melakukan pemerkosaan.
Dahulu orang selalu menjunjung tinggi masalah moral. Moral merupakan harga diri seseorang, jika baik moral seseorang baik maka baik pula harga diri seseorang di hadapan masyarakat dan sebaliknya jika moral seseorang itu buruk maka buruk pula harga diri seseorang di hadapan masyarakat karena moral adalah tolak ukur kehidupan seseorang, bukankah Islam sangat menghormati dan menjunjung tinggih orang–orang yang bermoral. Hal tersebut di gambarkan oleh Tuhan dalam firmanya :
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Qs. Al Qalam: 4)
Itulah Islam bagaimana monghormati orang-orang yang bermoral. Orang akan mendampatkan kendudukan yang tinggi baik dihadapan masyarakat maupun di hadapanTuhan.
Di zaman sekarang ini, dimana zaman sudah mulai modern, serba canggih dan serba ada perlahan-lahan moral sudah mulai luntur bahkan sangan sedikit sekali kita jumpai orang bermoral, dikarenakan banyak factor yang mempengaruhinya mulai dari pendidikan, lingkungan, factor pengetahuan keagamaan dan lain sebagainya. Mulai dari pendidikan yang paling dasar sampai pendidikan tinggi.
Di antaran faktor-faktor tersebut adalah :
1. Pendidikan
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang. Pendidikan adalah hal terpenting dalam kehidupan seseorang. Melalui pendidikan, seseorang dapat dipandang terhormat, memiliki karir yang baik serta dapat bertingkah sesuai norma-norma yang berlaku. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis, sistematis, intensional dan kreatif dimana peserta didik mengembangkan potensi diri, kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di masyarakat.
Tujuan pendidikan itu untuk menciptakan pribadi berkualitas dan memiliki karakter sehingga mempunya visi yang luas kedepan untuk menggapai cita-cita yang diharapkan serta mampu beradaptasi secara efisien dalam berbagai lingkungan. Jadi salah satu konsep pendidikan itu sendiri adalah untuk sarana motivasi diri supaya menjadi lebih baik.
Dari berbagai pengertian dan tujuan pendidikan diatas dapat kita lihat bahwa pendidikan merupakan tempat untuk mendidik seseorang dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bermoral menjadi bermoral, dari yang buruk menjandi tidak buruk tapi, kenapa pendidikan sekarang ini mencetak kebanyakan orang-orang yang tidak bermoral contohnya saja kita lihat di televise, majalah, Koran dan lain sebagainya maupun di kehidupan yang nyata orang-orang yang tawuran di jalan-jalan, merampok, memperkosah semuanya itu kebanyakan dari siswa dan mahasiswa. Apa yang terjadi di pendidikan sekarang ini, apakah pendidikanya ini kurang baik ataukah pendidiknya yang tidak mendidiknya dengan baik sehingga terjadi hal-hal yang tidak di inginkan?
2. Lingkungan
Tidak sampai di pendidikan saja masalah lingkunganpun ikut mempengaruhi lunturnya moral di dalam masyarakat khususnya pada remaja. Secara umum lingkungan merupakan tempat seseorang beradaptasi, berkehidupan social dan bermasyarakat di samping hal tersebut lingkungan sangat pula mempengaruhi perkembangan seseorang. Lingkungan adalah sesuatu yang berada diluar atau sekitar mahluk hidup, para ahli lingkungan memberikan definisi bahwa lingkungan (envirioment atau habitat) adalah suatu sistem yang kompleks dimana berbagai faktor berpengaruh timbal- balik satu sama lain dan dengan masyarakat tumbuh-tumbuhan. Lunturnya moral tidak hanya di perngaruhi oleh satu factor saja tetapi lingkunganpun sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan seeorang, baik berpengaruh kepada kebaikan maupun kepada keburukan, bisa jadi orang yang di dalam kehidupan keluargan di pandang baik tetapi ketika berhadapan dengan lingkungannya, dengan temannya orang tersebut sudah berubah dikarenakan pengaruh lingkungan dan temanya, bukankah dalam islam menganjarkan untuk memilih-milih teman “ jika engkau ingin melihat seseorang maka lihatlah shahabatnya”
3. Minimnya pemahaman terhadap agama
Sudah menjadi tragedi dari Dunia maju, Dimana segala sesuatu hampir dapat di capai dengan ilmu pengetahuan, sehingga keyakinan akan agama mulai tergeser, kepercayaan kepada Tuhan tinggal symbol, larangan dan perintahnya tidak di hiraukan lagi dan tidak di indahkan. Dengan minimnya pemahamanyan agama mengakibtkan seseorang menjadikan dunia ini sebagai kehidupan abadi, kehidupan yang kekal dan lupa akan tujuan yang abadi sehingga nilai-nilai agamapun tidak di jalankan, bukankah Tuhan menegaskan dalam firmanya bahwa tujuan manusia di ciptakan hanya untuk beribada kepadanya. lunturnya moral dalam diri seseorang disebabkan ketidak tauhanyan dalam memahami agama. Begitu banyak peraturan yang mengatur tentang moral bangsa ini namun, tidak sedikit orang yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan tersebut di sebabkan pemahaman agamanya kurang.
Oleh karena itu perlu kita tanam terhadap diri pemuda untuk lebih mengetahui dan menjalankan nilai-nilai agama, baik itu Orangtua kepada Anaknya, Guru kepada Muridnya ataupun Dosen kepada Mahasiswanya. Tidak diragukan lagi seorang mahasiswa yang ingin menjadi sarjana, menjadi orang-orang sukses dan orang penting yang kehidupannya sudah masuk tahap kedewasaan masalah agama dan moralpun sedikit demi sedikit sudah mulai terkikis contohnya saja rasa hormat Mahasiswa terhadap Dosen hampir tidak ada, datang kuliah dengan pakaian tidak sopan, khusus pada mahasiswa calon guru.
Moral merupakan masalah yang urgen dalam kehidupan ini terutama bagi bangsa yang kita cintai ini. Majunya suatu negara tergantung baiknya buruknya moral bangsa.
Solusi untuk mengatasi lunturnya moral remaja
1. Peran orangtua dalam mengawasi dan membina karakter anak
Dalam hal ini orangtua lebih mengenali anaknya kepada pendidikan agama. Pehartian dan didikan yang baik dari orangtua sangat mempengaruhi perkembangan anak, karena pendidikan yang paling utama yang di dapat oleh seorang anak adalah pendidikan dari orangtua.
2. Untuk menghidari pergaulan bebas maka kita harus pandai memilah dan memilih teman dekat karena teman sangat mempengaruhi kepribadian seseorang. Baik buruk seseorang tergantung baik buruknya teman dekatnya.
3. Melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya positif, seperti ikut dalam suatu perkumpulan remaja masjid, ikut pengajian-pengajian rutin, pagelaran seni, serta olahraga, karena hal tersebut juga dapat meminimalkan untuk seorang anak terjun kedalam kegiatan-kegiatan yang sifatnya mubajir (sia-sia), semua jenis kegiatan rutin, selama kegiatan tersebut bersifat positif serta dapat juga untuk mengukir prestasi.