Lihat ke Halaman Asli

Ahok Dan Polemik Tentang Bir

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kebijakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) soal peredaran bir masih menjadi polemik. Kebijakan Gubernur DKI Jakarta untuk tidak melarang peredaran minuman beralkohol di pasaran menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat, terutama saat Basuki mengatakan tak ada dampak berbahaya bahkan kematian dari konsumsi minuman beralkohol tersebut. Bahkan saat mengalami susah buang air kecil, pria yang akrab dipanggil Ahok menganggap bir yang mengandung alkohol baik untuk penyembuhan. Ahok pun tetap santai ketika disebut asal bunyi soal aturan peredaran bir. “Ya, makanya saya ngomong apa adanya. Sekarang saya tanya, kalau enggak boleh (minum) alkohol, kamu juga jangan minum obat batuk, obat batuk itu juga ada alkohol.Jadi, kita mesti fair jadi orang. Kalau ada yang bilang dosa minum alkohol, curi duit rakyat lebih dosa,” ucap suami Veronica Tan tersebut.

Pemprov DKI bukan tidak melarang, tapi telah membatasi perdagangan minuman keras di ibu kota. Batasan usia untuk konsumen bir di mini market atau swalayan. Warga yang ingin membeli minuman beralkohol harus menunjukkan kartu tanda pengenal terlebih dahulu. Menurut dia, belum ada peristiwa mengonsumsi bir menyebabkan kematian. Sebab, bir tidak bisa dioplos dengan bahan lain karena bahan bakunya terlalu mahal.

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama juga bersikap santai terkait polemik saham PT. Delta Djakarta. Meski memegang lisensi produksi dan distribusi bir internasional, pria yang karib disapa Ahok itu memilih tak berpolemik. Mantan Bupati Belitung Timur itu bahkan membandingkan bir yang dianggap haram dengan beberapa pihak yang juga melakukan kejahatan. Di antaranya ialah koruptor dan orang yang tak bayar pajak. "Itu juga haram hukumnya," terang Ahok, Jumat (10/4). Ahok juga mengaku heran dengan sikap publik yang mempermasalahkan saham PT Delta Djakarta. "(DKI sudah punya saham di Delta) sejak tahun 1970, itu Gubernurnya masih Pak Tjokro (Tjokropranolo). Jadi, saham itu sejak tahun 1970 dan saya di sini baru tiga tahun, lalu kenapa Ahok jadi Gubernur DKI, Anda baru ribut-ribut?

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama juga santai dalam menanggapi kecaman anggota DPD RI asal DKI Jakarta, Fahira Idris, di akun Twitter-nya. Fahira berkicau mengecam Basuki yang seolah-olah "menghalalkan" peredaran serta mengonsumsi minuman keras, terutama bir, di Jakarta. Basuki mengatakan, mengonsumsi bir tidak menyebabkan mabuk dan kematian pada seseorang. Pasalnya, kadar alkohol yang terkandung dalam bir hanya sekitar 5 persen. Sementara, minuman keras yang menyebabkan kematian adalah minuman keras yang sudah dicampur spritus, air kelapa, dan lainnya. Ahok menganggap kecaman itu sebagai sebuah vitamin. Hal ini akan membuat dirinya semakin sehat.  DKI akan mengikuti instruksi Menteri Perdagangan Rachmat Gobel untuk tidak menjual minuman keras di minimarket.

Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Selamat Nurdin juga menyayangkan pernyataan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama terkait permasalahan bir. Ia menganggap pernyataan Ahok, sapaan Basuki, meresahkan masyarakat dan keluar dari konteks yang dimaksudkan. Karena itu, Selamat meminta agar Ahok mentaati peraturan yang dibuat oleh pemerintah pusat, dan menahan diri untuk tidak mengeluarkan ucapan-ucapan yang meresahkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline