Lihat ke Halaman Asli

Yakobus Sila

Pekerja Mandiri

Sepak Bola NTT Sedang Meningkat?

Diperbarui: 14 September 2024   00:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya merasa bangga menyaksikan pertandingan sepak bola PON antara NTT melawan Jawa Timur. Walau kalah dengan skor 0:1 melawan tim sepak bola PON Jawa Timur, namun organisasi permainan tim bola putra PON NTT berjalan dengan sangat baik. Bahkan, di babak kedua, Tim sepak bola kebanggan masyarakat Nusa Tenggara Timur tersebu, mampu mengurung pertahanan Jawa Timur yang dilatih pelatih berpengalaman Fakhri Husaini. Di babak kedua NTT mendominasi permainan dengan 57% penguasaan bola. Permainan sentuhan umpan cepat, membuat pertahanan Jawa Timur pontang panting menahan gempuran para pemain gesit anak-anak NTT. Namun sayang, ketika memasuki area pertahanan lawan, para pemain depan NTT tidak tenang, sehingga sentuhan akhir tidak dimaksimalkan untuk menjebol gawang Jawa Timur. Hingga peluit panjang dibunyikan di akhir babak kedua, skor tidak berubah untuk kemenangan tim PON Jawa Timur 1:0. 

Walau menyisakan pekerjaan rumah terkait sektor penyerangan karena keputusan akhir yang tidak akurat, hemat saya permainan NTT sangat membanggakan. Tentu, komptetisi usia muda yang rutin dilakukan seperti piala Soeratin memberi andil yang besar, selain menjamurnya Sekolah Sepak Bola di NTT. Keinginan untuk berkembang sebagai pemain sepak bola, sehingga dilirik oleh tim-tim besar, memberikan motivasi tersendiri bagi para bibit muda NTT untuk menunjukkan kualitas saat event sepak bola seperti PON Aceh tahun 2024. 

Hal tersebut beralasan bagi para pemain untuk menjadi pemain profesional karena di NTT sendiri, tidak ada tim profesional yang masuk Liga Dua atau Liga Satu Indonesia. Kesempatan bermain mewakili NTT di kejuaran PON adalah kesempatan berharga untuk menunjukkan kebolehan memainkan si kulit bundar, seperti yang ditunjukkan saat melawan Jawa Timur di mana bola sentuhan satu dua para pemain muda NTT, mengalir dan menghibur penonton. Kegagalan menembus semifinal tidak perlu diratapi tapi dijadikan pengalaman untuk terus berbenah diri, dan konsisten berlatih demi menyongsong event-event sepak bola selanjutnya.

Semoga dengan permainan yang indah saat melawan Jawa Timur tersebut, membuka mata bagi para donatur untuk membantu dan mendorong perkembangan sepak bola NTT. Bakat-bakat (pemain) muda NTT hanya perlu diasah dan dilatih dengan baik, karena secara alami anak-anak NTT memiliki bakat alam untuk bermain bola. Mereka hanya perlu dibimbing dengan cara yang tepat untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Agar kemudian, sepak bola menjadi suatu kebanggaan bagi masyarakat terutama para pemain bola, sekaligus juga memberikan masa depan yang cerah bagi para pemain jika mampu menembus tim-tim papan atas di Liga Indonesia. Semoga!!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline