Lihat ke Halaman Asli

Yakobus Sila

Pekerja Mandiri

Ibu Ani dan Ibu Pertiwi

Diperbarui: 3 Juni 2019   09:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kepergian mantan Ibu Negara, ibu Anni Yudoyono meninggalkan rasa sedih yang dalam. Sebagai seorang suami, SBY tampak sangat terpukul dengan kepergian sang kekasih, istri tercinta yang selalu menemani dan memberi support untuk SBY. 

Ucapan belangsungkawa datang dan mengalir deras dari berbagai kalangan, dari para pejabat negara, sampai baby sitter. Mereka semua yang pernah merasakan kebaikan hati ibu Anni pasti sangat sedih dengan kepergian ini. Hidup memang selalu terarah pada kematian, dan kepastian dalam kehidupan manusia adalah kematian. Dia datang pada saat yang tak terduga, dan kedatangannya membuat orang yang ditinggalkan merasa kehilangan. 

Membandingkan ibu Anni dan ibu Pertiwi Indonesia, rasanya terlalu jauh berbeda. Namun, bila dilihat dari konteks ibu yang mengandung dan melahirkan, ibu Anni dan ibu Pertiwi layak disandingkan. 

Ibu Anni selama dua periode kepemimpinan SBY telah menemani sang kepala negara dalam berbagai urusan. Rasa sakit karena dicerca oposisi yang berseberangan ide dengan SBY juga turut dirasakan ibu Anni. 

Kepergian ibu Anni selain karena takdir yang sudah menentukan itu, juga tidak terlepas dari beban sebagai mantan ibu Negara yang menyaksikan kegagalan putra sulungnya AHY di Pilgub DKI,selain beberapa kali SBY diserang Netizen, karena dianggap belum move on. 

SBY harus mengklarifikasi di media televisi atas tuduhan netizen dan orang-orang yang tidak sepaham. Sebagai Ibu untuk anak-anak, dan suami untuk SBY, Ibu Anni tentu merasakan tekanan politik yang ditujukkan kepada SBY dan partai demokrat. Tekanan yang dirasakan ibu Anni juga dirasakan ibu Pertiwi.

Negara ini beberapa kali mengalami tekanan sangat besar, setelah demonstrasi bertajuk aksi damai 212 yang populer itu, selepas Piplres 2019, pertiwi turut tertekan oleh aksi anarkis sejumlah kelompok yang tidak puas dengan hasil piplres. 

Selain kematian para "martir" pada aksi demonstrasi  tanggal 21-22 Mei 2019, Pertiwi mesti dirajut kembali persatuan dan suasana kekeluargaannya, agar rasa sakit itu bisa direhabilitasi. 

Jika pertiwi itu seorang ibu, maka sang ibu yang menyimpan semua perkara dalam hatinya, akan mengalami dan terserang berbagai jenis penyakit mematikan. Bahkan Pertiwi juga bisa tumbang, yang berarti tercerai-berainya persatuan Indonesia. 

Tapi Syukurlah, Pertiwi tetap berdiri kokoh, dan rahimnya yang sudah mengandung dan melahirkan anak-anak kandungnya yang cerdas-cerdas itu, tetap menampakan senyum kedamaian. Dia tetap berdiri tegap dengan sikap yang tetap berpegang kokoh pada prinsip-prinsip Pancasila. 

Ibu Anni dan Ibu Pertiwi adalah sosok ibu yang selalu bersedia menampung berbagai kepentingan, walaupun sang ibu merasakan sakit, terserang penyakit dan harus pergi meninggalkan anak-anak. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline