Lihat ke Halaman Asli

Dahlan Iskan Kalah Populer Sama Regina dan Andik Virmansyah

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tadi siang saya diminta untuk mengisi kegiatan MOS di madrasah tempat saya mengajar. thema yang ditawarkan kepada saya, KUNCI SUKSES BELAJAR. Terus terang saya bingung juga dengan thema, karena saya seumur-umur hanya dapat rangking kelas sekali. Ketika kuliah, udah 7 tahun alias mepet sama DO masih dapat IPK tekor, hanya 2,68. Akhirnya saya hanya memberi motivasi saja agar para siswa jangan menyerah. Kebetulan saya dapat soft copy materi motivasi dari teman yang profesinya memang seorang motivator. Itu saja yang saya pakai, tinggal menyesuaikan dengan psikologi dan usia para siswa.

Letak sekolah saya memang di pedesaan. Para siswa yang sekolah kebanyakan berasal dari masyarakat bawah yang untuk beli buku saja harus disubsidi sekolah. Khas anak desa, mereka memiliki semangat belajar meski kadang mereka kurang percaya diri.

Kadang memang dibutuhkan kreativitas bagi para guru-guru untuk memotivasinya bahwa di tengah serba kekurangan selalu ada peluang. Karena sukses itu bukan milik orang kota saja dan orang kaya saja. Sukses adalah milik siapa saja, milik orang yang tidak pernah menyerah, hormat pada orang tua dan guru, berdo’a kepada Tuhan Yang Maha Mendengar, dan selalu menyalakan kemauan untuk belajar.

Saya tidak lupa memberi ilustrasi tentang tokoh-tokoh inspiratif yang selalu muncul di media. Nah, ketika menyebut tokoh iseng saya tanya, “ eh…di sini ada yang kenal sama menteri BUMN gak?”. Saya tunggu sejenak. Tak ada suara yang menyahut. Para siswa celingak-celinguk antar sesama temannya sembari bungkam seribu bahasa.

Saya ganti pertanyaannya. “Kalau Regina kenal gak ya? Ayo siapa yang tahu Regina…”. Spontan ada seorang siswa yang menyela, “juara Indonesian Idol pak…”. Saya kembali mengajukan pertanyaan, “kalau sama Andik Virmansyah tahu gak? “Tahu….,”suara koor menggema.

Terus terang saya tidak kaget sama jawaban para siswa. Liberalisasi informasi yang merangsek hingga ke pelosok desa memungkinkan mereka lebih kenal sama selebriti yang menghibur ketimbang tokoh-tokoh pemerintahan yang lebih formal dan serius. Apalagi para siswa sekarang seperti a-politis, yang ditunjukkan dengan kecuekannya terhadap masalah-masalah pemerintahan. Mungkin karena pemerintahannya memang bikin “mual”, karena tak kunjung membaik memerintah.

Apalagi di buku-buku pelajaran seperti PKN memang tidak ada penjelasan tentang nama-nama menteri seperti ketika saya sekolah dulu. Saya dulu malah di suruh menghafal nama-nama presiden hingga menterinya [jadi inget Harmoko…he..he…]. Lha sekarang gimana mau ditulis dalam buku pelajaran, wong menteri-mentrinya suka gonta-ganti.

Peristiwa di atas hanya cerita ringan, meskipun implikasinya tidak sederhana. Satu hal yang ingin saya katakan, bahwa industry hiburan –musik atau olahraga—ternyata lebih menarik bagi anak muda ketimbang “masalah-masalah ruwet” seperti ngomongin masalah pemerintahan. Menteri yang sangat popular seperti Dahlan Iskan saja tidak dikenal, apalagi menteri lainnya? Pertanda apakah ini?

Matorsakalangkong

Pulau Garam, 15  juli 2012




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline